Sudah ada kita plasmanya, kita kerja sama dengan pabrik dan perusahaan, insya Allah dalam dua tahun lagi bisa selesai
Jakarta (ANTARA) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menyebut industri fraksionasi plasma akan rampung dalam dua tahun mendatang saat ditemui usai acara pemberian penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial pada 1.591 pendonor sukarela 100 kali.

"Sudah ada kita plasmanya, kita kerja sama dengan pabrik dan perusahaan, insya Allah dalam dua tahun lagi bisa selesai," ujar Jusuf Kalla di Jakarta, Senin.

Fraksionasi plasma adalah pemilahan plasma dari hasil pengolahan darah, termasuk darah donor. Plasma yang dihasilkan untuk fraksionasi kemudian diolah menjadi Produk Obat Derivat Plasma (PODP) seperti albumin, Intravenous immuniglobulin (IVIg), dan faktor VIII, yang digunakan dalam berbagai pengobatan.

Jusuf Kalla menyebutkan saat ini industri fraksionasi plasma sedang dalam proses pembuatan alat atau tool manufacturing.

"Industri fraksionasi plasma yang dirintis sejak 2013 akan melewati proses tool manufacturing yang akan diolah menjadi produk obat dari plasma seperti albumin, globulin, faktor delapan, dan sembilan yang selama ini masih diimpor," ucapnya.

Baca juga: Wapres dorong pengembangan program fraksionasi plasma lokal

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu menyebutkan pabrik kantong darah pertama di Indonesia telah diluncurkan di Indonesia dengan menggunakan ahli teknologi dari Jepang sehingga berkualitas baik.

"Di pabrik kantong darah tersebut, dibuat kantong darah one bag (satu jenis kantong darah) untuk memenuhi kebutuhan pelayanan darah secara mandiri," katanya.

Ia juga mengapresiasi Menteri Kesehatan (Menkes) yang telah mengeluarkan ketentuan biaya pengolahan pengganti darah yang baru, karena secara keekonomian sudah tidak sesuai dengan tarif yang lama.

Jusuf Kalla juga menyebutkan saat ini sudah terdapat 18 Unit Donor Darah (UDD) PMI yang mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan terlibat dalam pengerjaan bahan baku plasma.

"Plasma sangat penting untuk menjadi obat dan sangat bermanfaat dalam keadaan darurat seperti COVID-19 kemarin," kata dia.

Baca juga: Kemenkes-INA gandeng Korsel jalankan proyek fraksionasi plasma RI

Jusuf Kalla juga mengemukakan saat ini 93 persen kebutuhan darah secara nasional telah terpenuhi di Unit Donor Darah (UDD) PMI yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Unit Donor Darah (UDD) PMI yang tersebar di seluruh Indonesia sudah dapat memenuhi 93 persen kebutuhan darah secara nasional," ujarnya.

Ia menegaskan saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Sosial (Kemensos) terus berdiskusi dan berkolaborasi untuk skrining permintaan darah dari masyarakat dan menjamin darah yang didonorkan bebas dari penyakit.

"Selama ini kita telah dibantu oleh pemerintah dan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun sampai dapat memenuhi seluruh kebutuhan UDD PMI. Hal ini untuk menjamin bahwa darah yang diterima dan diberikan kepada masyarakat adalah darah yang sehat dan aman," tuturnya.

Baca juga: Menko PMK: Industri fraksionasi plasma wujud kemandirian bangsa

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024