Lestarikan sekaligus promosikan pantun pada setiap kegiatan kemasyarakatan maupun pemerintahan, baik di Kepri maupun ketika berkunjung ke luar daerah
Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak semua pihak bersama-sama mempromosikan budaya pantun sebagai salah satu keunggulan dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pantun merupakan bentuk puisi Indonesia (Melayu), di mana tiap-tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b).

"Lestarikan sekaligus promosikan pantun pada setiap kegiatan kemasyarakatan maupun pemerintahan, baik di Kepri maupun ketika berkunjung ke luar daerah, bahkan luar negeri," kata Menparekraf Sandiaga Uno usai menghadiri peresmian Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri di Kota Tanjungpinang, Senin.

Sandiaga menyebut pantun harus terus digunakan dalam keseharian masyarakat serta seluruh unsur pemerintah daerah di Kepri.

Apalagi generasi muda atau milenial, katanya, jangan sampai melupakan pantun sebagai ciri khas budaya Melayu Kepri, bahkan sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia takbenda (WBTB).

"Anak-anak zaman sekarang harus bangga berpantun, karena siapa lagi kalau bukan generasi muda yang melestarikan pantun di tanah Melayu Kepri," ujar Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga sendiri ikut memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan pantun sebagai kearifan lokal dengan gencar mempromosikan pantun di dalam maupun luar negeri.

Sebagai contoh, ketika dipercaya menjadi perwakilan Indonesia dalam acara Hari Kebangsaan Negara Swiss beberapa waktu lalu, Sandiaga menggunakan pantun dalam bahasa Inggris saat menyampaikan sambutan di depan seluruh komunitas Eropa dan internasional, dan mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah dari semua yang hadir pada acara tersebut.

"Kalau budaya silat ada dalam bahasa Inggris hingga Jepang, maka pantun juga harus disesuaikan dengan bahasa-bahasa asing tersebut," ujarnya.

Dia tak menampik penggunaan pantun dalam bahasa asing barangkali terkesan aneh pada awalnya, namun jika terus dilakukan bakal menjadi kebiasaan atau kebudayaan baru, khususnya di lingkungan masyarakat Kepri.

"Buktinya beberapa pertemuan dalam dan luar negeri yang saya hadiri, justru ditagih berpantun oleh panitia," ucap Sandiaga.

Oleh karena itu, Sandiaga berharap ke depan pantun akan jadi bagian dari budaya kekinian masyarakat, terlebih di kalangan generasi muda.

Ia turut mendorong generasi milenial aktif mempromosikan pantun melalui platform media sosial, sehingga selain sebagai upaya pelestarian budaya lokal, pantun juga bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Kepri.

"Perbanyak pantun dalam kegiatan-kegiatan atraksi pariwisata yang diterjemahkan dalam bahasa asing, guna menarik wisatawan bangsa lain berkunjung ke Kepri," demikian Sandiaga.

Baca juga: Pontianak kenalkan budaya melayu dengan lomba berceloteh
Baca juga: Kepri targetkan Festival Raja Ali Haji jadi agenda tahunan

Pewarta: Ogen
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024