kita dituntut menyiapkan bibit unggul atau SDM yang menguasai teknologi informasi
Jakarta (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta secara aktif menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi.
 
"Tantangan kita ke depan karena DKI ingin menjadi kota global. Artinya kita dituntut menyiapkan bibit unggul atau SDM yang menguasai teknologi informasi. Saya tegaskan peluang kerja untuk warga adalah sama. Untuk itu kita bakal gelar pelatihan  di lima wilayah," kata Kepala Disnakertransgi DKI Jakarta Taufik saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
 
Taufik menyebut Pemprov DKI Jakarta saat ini bersama  pemangku kepentingan (stakeholders) tengah memfokuskan kepada membuka pelatihan kerja di bidang yang lebih khusus seperti pelatihan las, atau yang berkaitan dengan tenaga industri.
 
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga meningkatkan produktivitas kerja bagi para pekerja untuk menghasilkan lebih banyak produk.
 
"Ada alat ukur juga untuk melihat produktivitas di sebuah perusahaan, yang memang dinas kependudukan juga saat ini sedang menyusun perubahan terhadap perda administrasi kependudukan. Nah salah satu memang lebih perhatian kepada isu yang utama terkait dengan urbanisasi," ujar Taufik.
 
Mengingat urbanisasi yang meningkat setiap tahunnya, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya membuka pelatihan kerja untuk mencegah warga terabaikan yang pada akhirnya menjadi gelandangan.
 
Disnakertransgi DKI Jakarta dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) selalu melihat apakah para pencari kerja dari luar Jakarta khususnya urbanisasi  memiliki sertifikat kompetensi.
 
"Karena perusahaan itu lebih melihat pada sertifikat kompetensi. Karena sertifikat itu dikeluarkan oleh lembaga independen yang namanya badan nasional sertifikasi pekerja Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," ucap Taufik.
 
Selain itu, menyikapi ramainya generasi Z yang kurang minat bekerja, hal ini juga menjadi tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk lebih menggencarkan sosialisasi program-program pelatihan kerja yang diinisiasi oleh Disnakertransgi DKI Jakarta.
 
Sementara itu, Kepala Seksi Pelatihan, Penempatan, Produktivitas dan Transmigrasi (P3T) Suku Dinas Nakertransgi Jakarta Pusat, Helazurine Lindane mengatakan tantangan ke depan pencari kerja didominasi generasi Z.
 
Menurut Hela, generasi Z mayoritas memiliki mental yang kurang siap dalam menghadapi dunia kerja. Mereka lebih ingin suatu hal yang mudah, cepat, dan instan, sehingga gen Z lebih menyukai pekerjaan mandiri (informal) seperti konten kreator, trading saham, kripto, endorsement produk, ataupun di bidang informasi dan teknologi (IT).
 
"Harapan saya ke depan diperlukan kebijakan pemerintah yang dapat merespon dengan keadaan tersebut. Misalnya pekerjaan informal tersebut diformalkan menjadi sebuah profesi, sehingga pemerintah dapat menyiapkan SDM unggul dengan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan zaman," kata Hela.
 
Adapun kapasitas pelatihan kerja tahun 2024 di Pusat Pelatihan Kerja Jakarta Timur sebanyak 1.200 orang, Jakarta Selatan (960), Jakarta Barat (1.140), Jakarta Pusat (1.260) dan Jakarta Utara (1.330). Lalu kapasitas di Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri sebanyak 1.800 orang. Sedangkan Pusat Pelatihan Kerja Khusus Pengembangan Las 392 orang.
 
Peserta pelatihan di Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD), Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (PPKPI), dan Pusat Pelatihan Kerja Khusus Pengembangan Las (UPT PPKKPL) di Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur pada 2023 berjumlah 7.862 orang.
Baca juga: 1.882 pencari kerja padati bursa kerja tahap kedua di Jakarta Pusat
Baca juga: Di hari pertama, 879 pencari kerja padati bursa kerja di Jakarta Pusat
Baca juga: Persija jalin kerja sama dengan J-Trust Bank di musim 2024/2025

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024