Tentu kalau itu bisa dilakukan akan sangat baik, bagaimana pangan lokal juga sekaligus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program nasional secara keseluruhan
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut wacana nasi jagung menjadi opsi menu dalam program makan bergizi gratis bertujuan untuk diversifikasi pangan.
 
"Saya melihatnya apa yang disampaikan oleh Pak Menko adalah upaya untuk diversifikasi pangan, jadi program makan gratis ini juga akan mendorong diversifikasi pangan lokal," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono di Jakarta, Senin.
 
Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut nasi jagung bisa menjadi opsi bahan pokok menu dalam program makan bergizi gratis yang digagas pasangan presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
 
Menurut Muhadjir, karbohidrat tidak hanya ditemukan di beras. Namun banyak sumber makanan yang memiliki karbohidrat dan tidak kalah dengan beras.
 
Menanggapi hal tersebut, Nunung mengatakan program makan bergizi gratis ini bisa menjadi jembatan dalam pengenalan diversifikasi pangan lokal.

Daerah-daerah yang memiliki ciri khas makanan lokalnya bisa dipadukan dengan program yang digagas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
 
"Tentu kalau itu bisa dilakukan akan sangat baik, bagaimana pangan lokal juga sekaligus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program nasional secara keseluruhan," katanya.
 
Sementara itu, Pengamat dan peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras mengatakan bahwa kebijakan makan bergizi gratis dapat memberikan multiplier effect (efek pengganda) bagi ekonomi apabila memenuhi lima aspek.
 
Kelima aspek tersebut adalah makanan berasal dari sumber pangan lokal, pengelola dan penyedia jasa makanan berasal dari UMKM lokal, distributor makan bergizi gratis mempekerjakan tenaga kerja lokal.
 
Kemudian siswa yang menerima makan bergizi gratis merupakan siswa yang membutuhkan gizi lebih layak, dan sekolah yang menerima makan bergizi gratis berada di daerah prioritas peningkatan gizi anak.
 
"Jika implementasi kebijakan makan bergizi gratis ini melibatkan UMKM dan ojol dalam kelima aspek tersebut, maka benar bahwa kebijakan ini akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) yang besar bagi perekonomian masyarakat," ujar Farras.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024