Jakarta (ANTARA) -
Keluarga dari remaja berusia 13 tahun yang tewas di Padang, Sumatera Barat, bernama Afif Maulana, mendatangi Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, dan mengaku tak ikhlas pelaku kasus dugaan pembunuhan anaknya belum terungkap.

"Saya tidak ikhlas dan belum bisa menerima kalau pelaku yang menganiaya Afif belum terungkap Pak, saya mohon Pak," kata ibunda dari Afif Maulana, Anggun Anggraini saat menyampaikan aspirasinya.

Adapun Komisi III DPR RI menggelar audiensi untuk mendengar aspirasi dari keluarga Afif yang didampingi oleh para kuasa hukumnya. Rapat tersebut dipimpin oleh Pimpinan DPR RI langsung yakni Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan didampingi oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman.
 
Keluarga pun meminta kepada para legislator itu agar turut membantu dan mengawal proses penyelidikan kasus tersebut agar pelaku terungkap dan diberi hukuman seadil-adilnya. Selama belum terungkap, keluarga Afif pun mengaku belum bisa tenang.
 
Dalam audiensi tersebut, hadir juga tim dari Polda Sumatera Barat (Sumbar) dan Polresta Padang, mulai dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar, Kabidhumas Polda Sumbar, dan Kabidpropam Polda Sumbar.
 
Adapun audiensi yang dilaksanakan terbuka untuk umum itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit. Dasco pun mengatakan bahwa audiensi itu belum mendalami fakta-fakta kejadian karena hal itu sebelumnya sudah disampaikan oleh kuasa hukum maupun dari kepolisian.
 
Dia pun memastikan DPR RI maupun Komisi III DPR RI bakal mengawal kasus kematian Afif Maulana yang diduga tidak wajar itu untuk diselesaikan hingga tuntas.
 
Sebelumnya, Afif Maulana, remaja berusia 13 tahun, ditemukan meninggal dunia di bawah Jembatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat pada Minggu (9/6).
 
Pada Jumat (21/6), Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Padang AKBP Rully Indra Wijayanto mengatakan bahwa hasil penyelidikan lanjutan menunjukkan bahwa sebelum jasad korban ditemukan warga di lokasi setempat terjadi aksi tawuran pada dini harinya.
 
Dia mengatakan bahwa rombongan tawuran tersebut langsung pecah ketika melihat kedatangan petugas Direktorat Sabhara Polda Sumbar yang memang diturunkan untuk menangani tawuran.
 
Di samping itu, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono juga menyatakan ada 17 polisi yang diduga melakukan pelanggaran disiplin atau melanggar kode etik tidak terkait dengan kematian Afif.
 
Suharyono di Padang, Minggu (30/6) menyebut 17 polisi diduga melakukan pelanggaran disiplin saat melakukan pemeriksaan di Polsek Kuranji terhadap 18 remaja yang akan melakukan aksi tawuran.

Baca juga: LBH Padang: LPSK lindungi keluarga Afif Maulana atas dugaan intimidasi
Baca juga: Polda Sumbar periksa 79 saksi dalam kasus kematian remaja di Kuranji

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024