Jakarta (ANTARA) - Pelatih tunggal putri Spanyol Carolina Marin, Fernando Rivas, mengungkapkan kondisi cedera yang Marin alami saat menjalani laga semifinal Olimpiade Paris 2024, Minggu (4/8).
“Carolina tahu bahwa di Olimpiade, Anda bisa menang atau kalah. Namun, (ia tidak menyangka akan kalah) dengan cara seperti ini,” kata Rivas, dikutip dari AFP, Senin.
Adapun Marin mengundurkan diri dari semifinal bulu tangkis Olimpiade Paris dalam keadaan cedera dan berlinang air mata. Ia memutuskan untuk mundur dari turnamen setelah tidak bisa bangkit di pertengahan gim kedua saat melawan He Bing Jao (China).
Pelatih dan He bergegas ke sisinya saat dia terbaring di lapangan selama beberapa menit, memegangi kakinya.
Baca juga: Carolina Marin siap kembali ke performa terbaik jelang Paris
Atlet berusia 31 tahun itu akhirnya bangkit dan berjalan hati-hati meninggalkan lapangan, kemudian kembali mengenakan penyangga.
Namun, dia hampir tidak bisa bergerak, kehilangan dua poin berikutnya sebelum jatuh ke lapangan lagi, jelas kesakitan, dan menangis tak terkendali.
Setelah pertandingan berakhir, dia menolak menggunakan kursi roda dan tertatih-tatih keluar dari arena diiringi tepuk tangan meriah dari penonton Paris, beberapa di antaranya terharu melihat perjuangannya.
Unggulan keempat itu memenangi gim pertama dengan skor 21-14 dan memimpin 10-6 pada gim kedua.
Marin sendiri adalah favorit kuat untuk meraih gelar di dua Olimpiade terakhir, yakni di Tokyo dan Paris. Namun, dalam persiapannya menuju Tokyo, ia menderita cedera ligamen anterior beberapa bulan sebelum ajang tersebut. Itu adalah cedera ACL keduanya.
“Ia kesakitan, itu sensasi yang sudah ia rasakan,” kata Rivas, yang mengisyaratkan bahwa ia mungkin mengalami cedera serius yang sama lagi.
Pengunduran diri Marin yang menyakitkan mengundang simpati dari rekan senegaranya dari Spanyol seperti petenis Carlos Alcaraz, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, legenda basket Pau Gasol, dan bintang film Antonio Banderas.
Di sisi lain, He mengaku sedih dengan kondisi yang diderita Marin, meskipun ini berarti ia bakal melesat ke final untuk bertemu pemain nomor satu dunia An Se Young (Korea Selatan).
“Dia bermain dengan sangat baik dan saya sangat pasif. Saya sama sekali tidak memikirkan final,” kata He.
Dengan mundurnya Marin dari Olimpiade, maka tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung berhak atas medali perunggu di Paris.
Baca juga: Gregoria bingung ungkapkan perasaan setelah raih perunggu di Paris
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024