Jakarta (ANTARA) - Juara dunia Noah Lyles mengaku optimistis untuk mengikuti jejak legenda atletik Usain Bolt yang meraih tiga medali Olimpiade.

Legenda Jamaika itu melakukannya di Olimpiade Rio 2016, setelah pernah juga meraih prestasi yang sama empat tahun sebelumnya di London.

“Saya cukup yakin (bisa mencatatkan sejarah itu),” kata Lyles, dikutip dari AFP, Senin.

Kepercayaan diri Lyles pun bukan tanpa alasan. Ia memenangkan tiga medali emas pada kejuaraan dunia tahun lalu di Budapest dan atlet berusia 27 tahun itu bertekad untuk mengulanginya di ibu kota Prancis.

Pada nomor lari 100m putra di Olimpiade Paris 2024 ini, ia menang dengan catatan waktu 9,784 detik dan mengklaim medali emas.

Baca juga: Noah Lyles gondol emas setelah rajai nomor bergengsi lari 100m putra

Dikutip dari laporan AFP, Lyles menang dalam selisih waktu tertipis dalam sejarah karena hanya selisih 0,005 detik saja dari pelari Jamaika Kishane Thompson, yang mencatatkan waktu 9,789 detik, dan berhak membawa pulang medali perak.

Lyles menjadi pelari Amerika pertama, baik putra maupun putri, yang memenangkan nomor tersebut sejak Justin Gatlin meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004.

“Itu adalah hal yang saya inginkan. Pertarungannya sulit, lawannya luar biasa,” ungkap Lyles.

“Semua orang berada dalam kondisi prima, semua orang datang dengan persiapan untuk pertandingan dan saya ingin membuktikan bahwa saya adalah yang terbaik di antara mereka semua. Saya serigala di antara serigala,” ujarnya menambahkan.

Adapun kemenangan Lyles baru dipastikan setelah sesi foto-finish.

Pelari Amerika itu berkata tentang penantian hasil akhir, bahwa ia menghampiri Thompson dan sempat merasa bahwa ia tidak menang.

“Ketika nama saya muncul (sebagai pemenang), rasanya sangat luar biasa,” kata pelari yang pertama kalinya tampil di nomor 100m Olimpiade itu.

Baca juga: Noah Lyles sabet emas 200m putra
Baca juga: Noah Lyle pelari keempat tercepat di dunia sepanjang masa


Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024