"Diperkuat pemadaman via jalur darat karena via jalur udara, pesawat kesulitan menjatuhkan bom air karena pekatnya kabut asap menganggu penerbangan," kata Agung Laksono kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Meski demikian Agung mengakui, upaya pemadaman melalui jalur darat tidak bisa dilakukan dengan instan mengingat luasnya wilayah kebakaran hutan dan lahan serta medan yang sulit.
"Kondisi lapangan sangat berat, namun tim pemadaman via jalur darat terus berupaya keras," katanya.
Agung menjelaskan, tim dari berbagai unsur ikut berupaya memadamkan api dari mulai TNI, badan nasional penanggulangan bencana, badan penanggulangan bencana daerah, tim reaksi cepat, manggala agni dan lain sebagainya.
"Namun kondisi cuaca yang kering mengakibatkan cepatnya kobaran api meluas dan membakar dahan serta ranting dan semuanya sehingga kebakaran hutan dan lahan semakin sulit dipadamkan," katanya.
Karena itu Agung sangat menyayangkan upaya sejumlah pihak yang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
"Dalam kondisi kering seperti di Riau saat ini, membakar sedikit saja bisa meluas kemana-mana," katanya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa pemerintah pada Jumat (14/3) akan menjatuhkan bom air dari atas udara untuk menanggulangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dan wilayah lainnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa pada Jumat besok pagi mulai dioperasikan hercules C-130 untuk water bombing dengan homebase di Halim Perdanakusuma.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014