Kabar ini mungkin menguatkan teori seorang mahasiswa Universitas Standford bahwa MH370 mungkin kehilangan kontak dari luar akibat sistem komunikasinya terganggu sehingga pesawat yang mungkin waktu itu dalam status autopilot terbang tanpa panduan hingga ke ketinggian yang membuat awak dan penumpangnya secara tak sadar kekurangan oksigen yang fatal sehingga pesawat meluncur tanpa ada awak sadar yang mengendalikannya.
Kecurigaan para penyelidik AS itu didasarkan pada data dari mesin-mesin pesawat yang biasanya otomotis diunduh dan dikirimkan ke daratan sebagai bagian dari program perawatan rutin.
Laporan para penyelidik AS ini menimbulkan pertanyaan mengapa Boeing 777 bisa terbang seperti itu dan apakah ada orang yang mengendalikannya selama waktu tersebut.
Posisi terakhir pesawat itu diketahui dalam jalur antara Malaysia ke Vietnam. Otoritas Malaysia kemudian melaporkan bahwa mereka menjejak pesawat itu mengubah rute penerbangan dengan berbalik ke arah barat.
Para penyelidik AS belum mengungkapkan penyebab yang bisa menjelaskan hilangnya pesawat dan 239 penumpang dan awak di dalamnya.
Sementara itu otoritas penerbangan Malaysia mengungkapkan tidak menemukan tanda keberadaan puing MH370 di titik di mana citra satelit China memperlihatkannya.
"Tak ada apa-apa. Kami sudah ke sana, tidak ada apa-apa," kata Direktor Jenderal Penerbangan Sipil (DCA) Datuk Azharuddin Abdul Rahman kepada wartawan di Kuala Lumpur hari ini seperti dikutip New Straits Times.
Sebelumnya para pejabat Vietnam mengatakan bahwa area itu telah ditelusuri sampai sedetail-detailnya dalam beberapa hari belakangan.
Lokasi di mana citra satelit China menunjukkannya tidak jauh dari tempat posisi terakhir pesawat itu melapor di antara Malaysia dan Vietnam.
baca juga:
MH370 terbang melawan rutenya?
MH370 sengaja terbang menyimpang dari rutenya
Malaysia selidiki kemungkinan transponder MH370 dimatikan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
