Jakarta (ANTARA) - Petenis putra Indonesia Christopher Rungkat ingin mengikuti ATP Challenger untuk mencapai target kembali ke turnamen major Grand Slam.
Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Christo itu usai menjuarai ganda ITF M25 Taipei bersama petenis Thailand Pruchya Isaro.
Christo mengungkapkan keinginannya untuk bermain di ATP Challenger bersama Isaro setelah gelar kedua mereka tahun ini.
"Ke depannya memang akan ada bermain bareng lagi dengan Isaro, hopefully bisa main bareng sampai selesai season ini," kata Christo kepada ANTARA lewat pesan instan dari Jakarta, Minggu.
"Tapi aku ingin main Challenger, jadi mudah-mudahan sih beruda bisa masuk ke Challenger. Tapi kalau misalkan enggak, mesti cari pemain lain yang bisa masuk drawing Challenger."
Kemenangan Christo di lapangan keras Taipei Tennis Center merupakan gelar ketiga musim ini bagi petenis berusia 34 tahun itu. Ia meraih trofi pertama tahun ini di ITF M25 Chennai, India, pada akhir Januari, bersama petenis Filipina Francis Casey Alcantara.
Baca juga: Christopher Rungkat juarai ITF M25 Taipei
Gelar kedua Christo didapat bersama Isaro di ITF M15 Nakhon Si Thammarat, Thailand, pada akhir Februari. Sehingga, gelar M25 Taipei menjadi trofi kedua yang didapat pasangan tersebut tahun ini.
Christo/Isaro juga menunjukkan penampilan yang baik dengan menjadi runner-up pada ATP Challenger Kigali, Rwanda, pada awal Maret. Mereka kalah dari pasangan Belanda-Prancis Max Houkes/Clement Tabur pada babak final.
Pasangan Indonesia/Thailand itu juga akan kembali tampil pada pekan kedua ITF M25 Taipei.
"Masih ada minggu depan seri kedua. Mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal lagi, dan bisa menjadi bekal yang bagus," ujar Christo.
"Kalau juara lagi saya bisa masuk sekitar 290 ranking, dan Isaro mungkin bisa lebih kurang 300-an kecil. Dengan rangking segitu mungkin masih bisa masuk ke Challenger di China."
Baca juga: Christo/Nathan amankan tempat di semifinal Amman BNI M25K seri kedua
Dalam wawancara khusus ANTARA TV bersama Christo sebelum ia bertolak ke Taipei, pria yang telah memiliki seorang putra itu mengungkapkan keinginannya untuk dapat kembali tampil di Grand Slam, kali ini ditonton langsung oleh sang anak.
ATP Challenger menjadi "tangga" bagi Christo untuk naik peringkat secara bertahap hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti turnamen major tersebut.
"Aku sih ingin main selama mungkin, berkarier selama mungkin," kata Christo.
"Masih ada fire, kalau menang masih ada butterfly, selama masih ada itu aku terus main. Kalau nanti suatu saat nanti menang itu seperti nothing, baru mungkin itu saatnya (untuk berhenti)."
"I love competing, dan masih sedih kalau kalah," ujar peraih emas hat-trick SEA Games ganda campuran bersama Aldila Sutjiadi itu.
"Satu motivasi aku itu aku ingin main Grand Slam sekali lagi ditonton sama anak. Walaupun aku pernah main Grand Slam sebelumnya, tapi ingin anak aku bisa "papa gue main nih" ... Satu Grand Slam, yang aman aja."
Baca juga: Petenis Christo/Aldila cetak hattrick emas usai berjuang hingga malam
Baca juga: Yayuk Basuki dan Christopher apresiasi acara nobar Wimbledon
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024