Moskow (ANTARA) - Polisi Nigeria telah menahan 15 demonstran di Abuja dalam aksi untuk memprotes kesulitan ekonomi di negara itu, Business Day melaporkan pada Sabtu.
Mengutip penyelenggara aksi tersebut, surat kabar itu juga melaporkan bahwa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Pada awal Juli, serikat-serikat pekerja di negara itu menggelar aksi mogok setelah menolak upah minimum yang ditawarkan oleh pemerintah federal sebesar 60.000 naira (sekitar Rp598.000) per bulan. Pemerintah lalu setuju menaikkan angka itu menjadi sekitar Rp695.000.
Inspektur Jenderal Polisi Nigeria Kayode Egbetokun dan Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Taoreed Lagbaja mengancam para demonstran sehingga ketegangan kian meningkat, menurut laporan surat kabar itu.
Laporan tersebut juga mengutip seorang demonstran yang mengatakan bahwa aksi tersebut benar-benar berlangsung damai dan peserta aksi mematuhi hukum, tetapi polisi memutuskan untuk berkonfrontasi dengan mereka.
Pada Jumat, surat kabar Nigeria Punch melaporkan bahwa 17 orang telah tewas dalam kerusuhan-kerusuhan yang dipicu aksi protes terhadap meningkatnya harga barang-barang.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Presiden Nigeria: Hentikan kerusuhan, mari berdialog
Baca juga: Nigeria berlakukan jam malam saat 17 pemprotes anti pemerintah tewas
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024