Menjadi satu-satunya wakil Indonesia sampai mencapai babak medali, ketika rekan-rekannya tumbang sejak fase grup kecuali ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang gagal pada perempat final, adalah sungguh beban yang berat.
Memanggul beban medali seorang diri dan beban menjaga gengsi bulu tangkis, bahkan reputasi Indonesia secara umum dalam Olimpiade, adalah juga sungguh berat.
Ini semakin berat karena tunggal putri belum pernah lagi mempersembahkan medali sejak Maria Kristen pada Olimpiade 2008.
Namun, mental bertanding yang hebat, disertai teknik bertanding serta kekomplitan pukulan, membuat Jorji melangkah jauh, yang mungkin lebih jauh dari ekspektasinya sendiri.
Sampai semifinal melawan An Se-young, Jorji mungkin tak banyak diperhitungkan, lebih karena lawan-lawan yang dia kalahkan berperingkat lebih rendah dari dia.
Baca juga: Menang dramatis, Gregoria jaga asa Indonesia di perempat final
Tapi sejak mengalahkan Ratchanok Intanon yang dalam 9 pertemuan sebelumnya hampir selalu mengalahkannya, Jorji sudah terlihat memiliki mental bertanding yang hebat.
Sebelum mengalahkan Intanon dalam perempat final Olimpiade 2024, Jorji hanya sekali menang dari 9 pertemuan sebelumnya dengan Intanon.
Pada pertandingan kesembilan, ketika bintang Intanon sudah meredup dan saat bersamaan Jorji semakin matang, Jorji akhirnya mengalahkan Intanon dalam laga Piala Uber pada 3 Mei 2024.
Dia mengulangi kemenangan itu pada perempatfinal Olimpiade Paris 2024, juga dengan dua gim.
Dia kembali bertanding penuh percaya diri dan sikap mental yang bagus kala melawan An Se-young yang berperingkat satu dunia dalam partai semifinal, Minggu siang tadi.
Bahkan, pada akhir pertandingan itu, Se-young merangkul Jorji dengan erat nan hangat. Dia mengajaknya berfoto bersama guna menunjukkan pengakuannya atas kualitas bermain Jorji.Baca juga: Laju Gregoria menuju final dihentikan tunggal putri nomor satu dunia
Memenangkan gim pertama dengan mudah pada kedudukan 21-11, Jorji menjadi lebih ragu mengambil keputusan pada gim kedua sehingga terus tertinggal dari pebulu tangkis yang tak pernah dia kalahkan dalam pertemuan-pertemuannya sebelum itu.
Namun menjelang interval gim kedua, Jorji menunjukkan mental bertanding yang hebat ketika Se-young memimpin 9-10.
Reli panjang disertai rangkaian smash dari Se-young tak membuat Jorji menyerah.
Smash terakhir Se-yong memang mengakhiri reli itu, tapi Jorgi dengan heroik masih bisa menangkis smash itu. Sayang, tak berhasil melewati net.
Jorji tak bisa lagi menyusul Se-yong hingga menyerah 13-21.
Se-young sepertinya bakal memenangkan gim ketiga dengan mudah karena dia melesat sampai kedudukan 3-10, dan kemudian 7-14 ketika reli sengit disertai adu pertahanan dan duel permainan net, diakhiri dengan lob melewati garis permainan yang dibuat Jorji.
Tapi Jorji tak menyerah. Dia berusaha bangkit, walau Se-young sudah memegang match point 14-20.
Jorji mendapatkan dua poin setelah dua kali smash mendarat sempurna di sebelah kanan dan kiri Se-yong, sehingga menambah dua poin untuk mengubah kedudukan 16-20. Namun, dia akhirnya menyerah 16-21.
Baca juga: Gregoria ubah rasa tegang jadi amunisi untuk raih kemenangan
Baca juga: PBSI: Perjuangan Fajar/Rian dan Gregoria untuk Indonesia belum usai
Selanjutnya: Pesan bagus
Copyright © ANTARA 2024