Surabaya (ANTARA) - Mantan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur Arumi Bachsin mendukung Presiden Joko Widodo memberikan larangan kepada distributor susu formula bayi untuk melakukan kegiatan yang dapat menghambat pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif.

Arumi ditemui di Roadshow Menyusui Mom Uung Goes to Surabaya, Minggu mengatakan Presiden Jokowi (Joko Widodo) atau Pemerintah Pusat memberikan larangan kepada susu formula sebagai satu hal yang patut diapresiasi.
 
"Jadi susu formula sebetulnya masih dibutuhkan untuk anak-anak yang punya indikasi medis tertentu atau juga ibu-ibu yang punya indikasi medis tertentu. Tapi tidak boleh disalahgunakan sebagai pengganti ASI," kata pegiat ASI tersebut.  
 
Posyandu di Jawa Timur, kata dia, mempunyai program pemberian sertifikat untuk lulus ASI eksklusif untuk ibunya.
 
"Harapannya ini sebagai salah satu indikator kita untuk mengontrol para Ibu supaya bisa konsisten memberikan ASI eksklusif penyemangat untuk meneruskan sampai 2 tahun, sebagai apresiasi," katanya.
 
Dia menambahkan setiap undang-undang itu dilahirkan pasti sudah dengan pertimbangan yang matang. Meski begitu dia mengakui undang-undang itu tidak akan bisa memenangkan semua hati.
 
"Jadi setiap undang-undang itu pasti akan berpihak kepada suara yang mayoritas. Jadi sudah terbukti kalau undang-undang tersebut lahir berarti suara mayoritas itu setuju dengan undang-undang tersebut," ujarnya.
 
Lebih lanjut Arumi mengatakan dengan pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun dapat mencegah anak menjadi stunting.
 
Pemberian ASI itu bukan hanya terhadap faktor kesehatan tapi juga faktor ekonomi dari masyarakat juga.
 
"Jadi bagi keluarga yang mempunyai anak itu biasanya kalau memakai susu formula, harga susu formula itu kan biasanya lebih mahal. Jadi secara ekonomi juga pasti memberatkan tapi gizi yang diberikan itu tidak sebaik yang ada di ASI. Tetapi pada faktanya di lapangan, pemberian ASI di kita itu masih ngos-ngosan, hanya 60 persen. Itu juga udah angka yang bagus itu yang pertama," ucapnya.
 
Kedua, dengan pemberian ASI eksklusif dapat mengembalikan bentuk rahim itu menjadi lebih sempurna, hormon ibu lebih sehat.
 
Jangka panjangnya bahkan ada korelasi dengan bagaimana ibu yang tidak menyusui pada setelah melahirkan itu mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kanker payudara dan seterusnya.
 
"Jadi kelebihan memberikan ASI ini sangat penting tapi pada faktanya tidak mudah dilakukan kalau support sistemnya enggak ada," ujarnya.


Baca juga: Ketua PKK Jatim apresiasi semangat belajar lansia di Jombang
Baca juga: Ketua Forikan Jatim: Harga ikan ramah di kantong tapi gizi bagus
Baca juga: Arumi Bachsin: Cegah stunting dengan edukasi gizi sejak remaja

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024