Hubungan antara Maroko dan Spanyol tak terhenti pada abad pertengahan karena pada abad 19, kesultanan Maroko sempat menjadi daerah prektorat dari Prancis serta Spanyol.

Maroko akhirnya resmi sebagai negara merdeka pada 7 April 1956 dengan sistem pemerintahan monarki parlementer.

Hanya dibatasi oleh laut Mediterania, Spanyol dan Maroko sempat beberapa kali terlibat pertikaian kecil mengenai klaim beberapa daerah di antara kedua negara.

Selain itu, ada perkara Sahara Barat yang merupakan daerah kolonial Spanyol dan terpaksa mereka tinggalkan pada 1975. Kini daerah tersebut sebagian besar telah di bawah kendali administratif Maroko.

Pengaruh pendudukan pada lahirnya pemain keturunan

Kolonialisasi yang dilakukan oleh Prancis dan Spanyol di Afrika Utara juga turut memberikan pengaruh kepada kelahiran pemain-pemain sepak bola berbakat dengan garis keturunan dari Afrika.
Selebrasi gol pemain Paris St Germain asal Maroko Achraf Hakimi usai membobol gawang Borussia Dortmund pada laga pertama Liga Champions di Parc des Princes, Paris, Prancis, Selasa (19/9/2023). Les Parisiens menang 2-0 berkat gol Mbappe dan Hakimi. ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier/rwa.
Mengenai pesepakbola dengan latar belakang Mesir-Prancis dapat dibilang sedikit karena Prancis hanya bercokol di Mesir relatif sebentar, berbeda dengan Aljazair dan Tunisia. Dua pemain paling terkenal adalah Zinedine Zidane dan Karim Benzema yang memiliki darah Aljazair dan membela Timnas Prancis.

Sementara itu, kita akan melihat banyak contoh pemain Maroko-Spanyol seperti Achraf Hakimi yang lahir di Spanyol dan memutuskan membela tanah kelahiran leluhurnya Maroko.

Selain itu, ada beberapa pemain juga yang memiliki darah Maroko dan memutuskan membela Spanyol seperti Brahim Diaz dan terbaru adalah Lamine Yamal.

Baca juga: AFA ajukan protes ke FIFA terkait laga Argentina lawan Maroko
Baca juga: Jadwal semifinal sepak bola putra: Spanyol vs Maroko, Prancis vs Mesir

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024