Secara umum, kami melihat pasar efisien dan misalnya ada penguatan (rupiah), itu masih dalam volatilitas yang bisa diterima,"
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa minggu terakhir, masih dalam batas yang telah diperkirakan sebelumnya.
"Secara umum, kami melihat pasar efisien dan misalnya ada penguatan (rupiah), itu masih dalam volatilitas yang bisa diterima," katanya di Jakarta, Rabu.
Agus mengatakan, penguatan rupiah itu terjadi karena aliran modal (inflow) mulai kembali masuk setelah sebelumnya dana asing tersebut keluar akibat kabar "tapering off", serta dipicu membaiknya fundamental perekonomian nasional.
"Faktor dari incoming flow untuk membeli surat berharga negara maupun saham di Indonesia, sampai minggu pertama Maret telah mencapai Rp38 triliun, bandingkan sepanjang 2013 incoming (hanya) Rp28 triliun," ujarnya.
Dengan kondisi saat ini, Agus menyakini nilai tukar rupiah Indonesia masih sejalan dan selaras dengan nilai tukar mata uang lain di regional, meskipun berbulan-bulan sempat mengalami pelemahan dan volatilitas yang mengkhawatirkan pelaku pasar.
Saat ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah sebesar 20 poin menjadi Rp11.420 dibandingkan dengan sebelumnya Rp11.400 per dolar AS.
Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia mencatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.432 dibandingkan dengan sebelumnya (11/3) di posisi Rp11.384 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan koreksi mata uang rupiah cenderung tertahan oleh fundamental ekonomi Indonesia yang cenderung membaik.
Rully memperkirakan pada pekan ini nilai rupiah terhadap dolar AS akan bergerak pada kisaran Rp11.350-Rp11.700 per dolar AS. (*)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014