Di Olimpiade Paris 2024, rasa pesimistis sempat menyelimuti ketika wakil-wakil yang diharapkan melangkah jauh justru berguguran satu per satu. Namun, harapan kembali menyala melalui Gregoria yang mampu membuat kejutan demi kejutan di Paris, hingga akhirnya melangkah ke semifinal.
Kini, Jorji berada di ambang untuk menghapus dahaga medali di sektor tunggal putri. Beban tentu ada, namun Gregoria bukanlah atlet biasa.
Dengan pengalaman yang dimiliki, mentalnya sudah terasah melalui serangkaian pertandingan yang telah dilakoni di berbagai turnamen besar. Dan ini, bukan Olimpiade pertama bagi Jorji. Sebelumnya, perempuan yang lahir pada 11 Agustus 1999 itu tampil di Olimpiade Tokyo 2020 dan terhenti di babak 16 besar setelah kalah dari Intanon dengan 12-21, 19-21.
Kemenangan atas Intanon di Paris sedikit banyak membangkitkan mentalitas Gregoria untuk bisa melangkah lebih jauh atau ke partai puncak.
Pada babak empat besar yang dijadwalkan, Minggu siang WIB, lawan yang akan dihadapi adalah pebulu tangkis asal Korea Selatan An Se-young.
Secara head-to-head, An Se-young lebih diunggulkan dengan catatan tak terkalahkan dalam tujuh pertemuan terakhir melawan Gregoria. Pertemuan terakhir di Singapura Open 2024, Jorji menyerah dengan skor 14-21, 21-23.
Namun, catatan statistik tak selalu menjadi patokan. Kemenangan Gregoria atas Intanon yang sebelumnya lebih diunggulkan adalah bukti bahwa segalanya mungkin di lapangan.
Di tengah kegelapan yang sempat menyelimuti prestasi bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Gregoria bak cahaya harapan yang menerangi jalan. Keberanian dan ketangguhannya menginspirasi jutaan hati di seluruh negeri.
Kemenangan atas Ratchanok Intanon bukan sekadar sebuah pencapaian, tetapi bukti bahwa dengan semangat juang yang tak kenal lelah, segala rintangan bisa diatasi.
Setelah 16 tahun penantian, akhirnya Indonesia kembali melihat tunggal putri bersinar di semifinal Olimpiade. Langkah Gregoria adalah langkah masyarakat di bumi pertiwi, dan setiap pukulannya adalah denyut nadi dari doa dan dukungan rakyat Indonesia.
Saat menghadapi An Se-young di semifinal, ingatlah bahwa sejarah bukan ditentukan oleh catatan masa lalu, tetapi oleh keberanian di masa kini.
Jorji, biarkan semangat juangmu membara, melampaui segala statistik dan prediksi. Di setiap titik keringat dan usaha Gregoria, ada dukungan tak berujung dari seluruh negeri yang mendoakan.
Kami berdiri bersama. Jorji tidak sendiri. Setiap langkah di lapangan adalah langkah penuh harapan bagi semua masyarakat Indonesia. Tampilkan permainan terbaik, karena Gregoria adalah kebanggaan Indonesia. Apapun hasilnya, dia telah mengukir sejarah dan menyalakan kembali asa Merah Putih.
Gregoria, terbanglah setinggi-tingginya. Kami bersamamu, mendukungmu, dan percaya bahwa impian bisa menjadi kenyataan. Buatlah Indonesia bangga, dan ingatlah, kamu tak pernah sendiri. Semangat!