Jakarta (ANTARA) - Deputi Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Alimudin menyebutkan bahwa pihaknya melakukan pendampingan terhadap 796 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal di IKN dalam menyambut peluang bisnis yang ada.
"UMKM itu menjadi 'soko guru' (pilar atau penopang utama) ekonomi kita di sana. Kita sudah mendampingi UMKM. Tahun ini (2024) ada 796 UMKM, tahun lalu (2023) ada 1.200 masyarakat yang sudah kita latih," kata Alimudin dalam ASN Festival 2024, di Jakarta, Sabtu.
Menurut Alimudin, pendampingan dilakukan karena UMKM memiliki peran penting dalam mendukung dan menjaga kestabilan serta pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan agar mereka bisa menjadi pemain utama di Otorita IKN itu sendiri.
"Jadi, kita harus menyiapkan mereka agar bisa menjadi pemain nanti di Otorita IKN. Nah, apa yang kita berikan? Tentu kita menyesuaikan dengan potensi-potensi yang mereka miliki," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemberdayaan dilakukan bukan dengan pendekatan top-down, tetapi dengan melihat kebutuhan dan potensi masyarakat terlebih dahulu.
"Jadi pemberdayaan kita lakukan bukan sifatnya top-down, tapi kita cek dulu dia butuh apa? Kalau ada kebutuhannya kita akan melihat potensi apa yang akan ada di IKN," jelas Alimudin.
Pendampingan dilakukan di IKN hingga UMKM memiliki daya saing yang kuat di pasar, dengan fokus pada peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan potensi ekonomi lokal, sehingga mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Ibu Kota Negara yang baru.
"Kita dampingi mereka sampai berhasil menjadi pemain di IKN nanti," tambahnya.
UMKM yang dibina di IKN sebagian besar berasal dari sektor kuliner, mencapai hampir 70 persen dari total UMKM di kawasan tersebut, menunjukkan fokus yang kuat pada pengembangan industri makanan dan minuman dalam upaya mendukung ekonomi lokal.
"UMKM yang dibina merupakan yang terdaftar di wilayah IKN itu untuk kita bina, tapi rata-rata mereka dari kuliner, hampir 70 persen," kata Alimudin.
Meski begitu, Alimudin mengungkapkan bahwa tantangan terbesar adalah merubah pola pikir masyarakat dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi di IKN, karena perubahan ini membutuhkan adaptasi dan kesiapan dari semua pihak, baik warga lokal maupun yang akan pindah ke sana.
"Yang paling berat itu adalah bagaimana mengubah mindset kita semua, baik warga lokal maupun kita yang akan pindah ke sana. Dan itu sedang kita lakukan," ujarnya.
OIKN juga melatih dan mempersiapkan masyarakat lokal dan masyarakat adat untuk menghadapi transformasi besar yang akan terjadi di IKN, dengan memberikan pelatihan khusus dan pendampingan.
"Ini saya mau cerita apa adanya. Ketika kita rapat, masyarakat adat sering merasa tidak diperhatikan. Begitu disiapkan pelatihan, kadang tidak ada yang datang. Tapi saya tidak pernah berhenti. Saya sudah 33 tahun di Kalimantan Timur, mulai dari lurah sampai kepala dinas," kata Alimudin.
Baca juga: ASN Festival 2024 galang aspirasi ASN muda untuk Ibu Kota Nusantara
Baca juga: Pekerja konstruksi IKN nobar "Agak Laen" di malam akhir pekan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024