Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang di pasar uang antarbank Jakarta pada Rabu sore melemah 20 poin menjadi 11.420 per dolar AS dibanding sebelumnya 11.400 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa pelemahan rupiah merupakan pengaruh sentimen negatif dari isu pelambatan ekonomi China terkait defisit neraca perdagangannya.
"Pasar bereaksi mengenai defisit neraca perdagangan China yang besar yang kemudian mengkaitkannya dengan potensi pelambatan ekonomi China," kata dia.
Kondisi itu, lanjut dia, mendorong nilai tukar negara berkembang termasuk rupiah, komoditas energi dan logam yang berhubungan dengan China terkena sentimen negatif.
Ia menambahkan, Rusia yang kembali menempatkan pasukannya di perbatasan Ukraina meningkatkan kembali ketegangan di kawasan itu dan membuat pasar keuangan global khawatir.
Sementara Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa koreksi rupiah cenderung tertahan oleh fundamental ekonomi Indonesia yang cenderung membaik. Inflasi pada tahun ini diperkirakan stabil.
Rupiah, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini berada pada 11.432 per dolar AS, juga melemah dari posisi hari sebelumnya 11.384 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014