Los Angeles (ANTARA) - Raksasa minyak Chevron pada Jumat (2/8) mengumumkan relokasi kantor pusatnya dari San Ramon di California ke Houston di Texas sehingga  menjadi perusahaan terbaru yang keluar dari California, negara bagian dengan ekonomi terbesar dan populasi terbanyak di Amerika Serikat (AS).

Pimpinan sekaligus CEO Chevron, Mike Wirth, dan Wakil Pimpinan Mark Nelson akan pindah ke Houston sebelum akhir 2024 untuk bekerja sama dengan para pemimpin senior lainnya dan memungkinkan kolaborasi serta keterlibatan yang lebih baik dengan para eksekutif, karyawan, dan mitra bisnis, ungkap perusahaan itu dalam sebuah siaran pers.

Chevron, salah satu perusahaan energi terintegrasi terkemuka di dunia, saat ini memiliki sekitar 7.000 karyawan di wilayah Houston dan sekitar 2.000 karyawan di San Ramon. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya mengoperasikan ladang minyak mentah, fasilitas teknis, dan dua kilang minyak serta memasok lebih dari 1.800 stasiun pengisian bahan bakar di California.

"Relokasi dalam waktu dekat ini akan berdampak minimal terhadap karyawan lain yang saat ini berbasis di San Ramon. Perusahaan mengharapkan semua fungsi perusahaan akan pindah ke Houston dalam lima tahun ke depan," kata perusahaan itu, seraya menambahkan bahwa "Posisi-posisi yang mendukung operasi perusahaan di California akan tetap berada di San Ramon."

Pengumuman tersebut muncul beberapa pekan setelah CEO perusahaan roket SpaceX sekaligus pemilik platform media sosial X, Elon Musk, mengatakan bahwa dirinya akan memindahkan kantor pusat kedua perusahaan itu dari California ke Texas.
 
Foto yang diambil pada 2 Agustus 2024 menunjukkan pompa bensin Chevron di El Monte, Los Angeles County, California, Amerika Serikat.  (ANTARA/Xinhua/Zeng Hui) 


Menurut Center Square, sebuah proyek dari Franklin News Foundation, eksodus bisnis California terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir, dengan sebagian besar memindahkan operasinya ke Texas.

Dalam sebuah laporan pada Desember, situs berita itu menunjukkan bahwa setidaknya 237 perusahaan telah meninggalkan California sejak 2005 akibat iklim regulasi dan perpajakan yang terus berkembang di negara bagian di Amerika Barat tersebut, merujuk pada penghitungan yang dilakukan oleh California Policy Center dalam California Book of Exoduses

Namun, California masih menempati posisi teratas sebagai tempat berdirinya perusahaan-perusahaan Fortune 500 terbanyak di negara itu, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh majalah Fortune pada Juni.

Dengan 57 perusahaan yang berkantor pusat di wilayahnya, California mengungguli Texas dan New York, yang berada di posisi kedua dengan masing-masing 52 perusahaan, menurut laporan itu. Keberhasilan negara bagian yang berjuluk Golden State tersebut dicapai meskipun kehilangan lima perusahaan dari daftar tahun ini. Namun, kehilangan itu diimbangi dengan masuknya sembilan pendatang baru, termasuk perusahaan pengantaran makanan DoorDash, perusahaan investasi real estat Prologis, produsen produk pembersih Clorox, dan perusahaan perangkat lunak Workday, papar laporan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024