Washington (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS) hanya menambahkan 114.000 pekerjaan pada Juli sehingga  membawa tingkat pengangguran naik ke level 4,3 persen dan menandai perlambatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, demikian dilaporkan Departemen Ketenagakerjaan AS pada Jumat (2/8).

Penyerapan tenaga kerja melanjutkan tren peningkatan di sektor perawatan kesehatan, konstruksi, transportasi, dan penyimpanan, sementara industri informasi mengalami penurunan, menurut Biro Statistik Ketenagakerjaan di departemen tersebut.

Total tenaga kerja nonfarm payroll (data tingkat ketenagakerjaan di AS selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nirlaba) naik tipis sebesar 114.000 pada Juli, lebih rendah dari rata-rata kenaikan bulanan sebanyak 215.000 selama 12 bulan sebelumnya, menurut laporan itu.

Pertumbuhan dalam jumlah tenaga kerja nonfarm payroll untuk Mei direvisi turun sebanyak 2.000 menjadi 216.000, sedangkan perubahan untuk Juni direvisi turun sebanyak 27.000 menjadi kenaikan sebanyak 179.000. Setelah memperhitungkan revisi tersebut, total lapangan kerja pada Mei dan Juni 29.000 lebih rendah dari angka yang dilaporkan sebelumnya.

Pada Februari, tingkat pengangguran di AS meningkat menjadi 3,9 persen, yang merupakan level tertinggi dalam dua tahun terakhir, kemudian turun tipis menjadi 3,8 persen pada Maret. Pada April, tingkat pengangguran kembali naik menjadi 3,9 persen sebelum mencapai angka 4,0 persen pada Mei. Sementara pada Juni, tingkat pengangguran naik menjadi 4,1 persen.

Tingkat pengangguran 4,3 persen menandai angka tertinggi sejak Oktober 2021. Jika data terbaru untuk Juli turut diperhitungkan, tingkat pengangguran telah mengalami tren kenaikan selama empat bulan beruntun seiring pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Desmond Lachman, seorang senior fellow di American Enterprise Institute sekaligus mantan pejabat Dana Moneter Internasional, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia yakin Federal Reserve (The Fed) seharusnya menurunkan suku bunga pada pertemuan mereka yang digelar sebelumnya pada pekan ini.

"Inflasi telah turun hingga mendekati target inflasi The Fed sebesar 2 persen, ekonomi melambat, dan pasar tenaga kerja tidak lagi mengalami overheating," ujar Lachman. "Selain itu, kondisi ekonomi global tampaknya memburuk dan suku bunga The Fed yang tinggi memperparah kekacauan yang sedang terjadi di pasar properti komersial."

"Penting untuk diingat bahwa The Fed memiliki dua mandat. Mereka tidak dapat menunggu hingga 100 persen yakin bahwa inflasi sudah kembali ke target. Mereka harus memperhatikan mandatnya terkait lapangan kerja penuh," kata Dean Baker, seorang ekonom senior di Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan AS, kepada Xinhua.

Ada "risiko nyata" bahwa pengangguran akan terus meningkat di sisa tahun ini, kata Baker.

Pada Juli, rata-rata pendapatan per jam untuk semua karyawan di sektor nonfarm payroll swasta meningkat 8 sen, atau 0,2 persen, menjadi 35,07 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.243). Dalam 12 bulan terakhir, rata-rata pendapatan per jam mencatat peningkatan sebesar 3,6 persen.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024