San Francisco (ANTARA) - Intel pada Kamis (1/8) mengatakan pihaknya akan memangkas 15.000 karyawan di seluruh perusahaan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya produsen cip itu mengejar perubahan fundamental dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat dari para pesaingnya.

"Kami merencanakan penghematan biaya sebesar 10 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.243) pada 2025, dan ini termasuk mengurangi jumlah karyawan kami sekitar 15.000 orang, atau 15 persen dari jumlah tenaga kerja kami," kata CEO Intel Pat Gelsinger dalam sebuah catatan kepada karyawan yang diterbitkan pada Kamis di situs web Intel.

"Ini hari yang sangat berat bagi Intel karena kami melakukan beberapa perubahan paling signifikan dalam sejarah perusahaan kami," katanya.

Ini merupakan pemutusan hubungan kerja terbesar yang pernah diumumkan Intel, seperti dilansir media AS, Oregonlive.com.

Selain itu, Intel mengatakan pihaknya akan mulai menawarkan insentif pensiun dini dan pembelian saham kepada para karyawan pekan depan dan menangguhkan dividen pemegang sahamnya mulai kuartal berikutnya.

"Keputusan-keputusan ini menantang saya hingga ke inti jiwa, dan ini adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan dalam karier saya," kata Gelsinger. "Janji saya kepada Anda adalah bahwa kami akan memprioritaskan budaya kejujuran, transparansi, dan rasa hormat di pekan-pekan dan bulan-bulan mendatang."

Intel melaporkan pendapatan sebesar 12,8 miliar dolar AS pada kuartal kedua 2024, turun 1 persen secara tahunan (year on year/yoy), serta membukukan kerugian bersih sebesar 1,6 miliar dolar AS. Gelsinger mengatakan bahwa strategi perusahaan tidak akan berubah meskipun dia memperingatkan akan adanya masa-masa sulit di masa depan.

Saham Intel anjlok 19 persen pada perdagangan setelah jam kerja (after-hours trading) menjadi 23,56 dolar AS. Jika harga saham tetap pada level tersebut saat perdagangan pada Jumat (2/8), maka itu akan menjadi titik terendah saham Intel dalam lebih dari satu dekade, dan menurunkan nilai pasar Intel menjadi sekitar 100 miliar dolar AS.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024