Yerusalem (ANTARA) - Media Israel menyampaikan negosiasi pertukaran sandera antara Israel dan Hamas diperkirakan akan segera dilanjutkan meskipun Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh telah terbunuh.

"Kita perlu membiarkan suasana mereda setelah tiga hari berkabung (oleh Hamas) atas kematian (Haniyeh), kemudian kita akan melanjutkan kontak," kata sumber-sumber Israel yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip oleh Israeli Broadcasting Corporation, Jumat (2/8).

Sumber tersebut menuturkan bahwa ketidakhadiran Haniyeh turut mendorong negosiasi menuju kesepakatan.

Kendati demikian, Israeli Broadcasting Corporation melaporkan bahwa dalam percakapan dengan pejabat senior Amerika, para mediator mengatakan pembunuhan Haniyeh telah mempersulit negosiasi mengenai sandera dan masih belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.

Baca juga: Hamas: Pembunuhan Haniyeh takkan ubah syarat negosiasi dengan Israel
Baca juga: Sekjen PBB desak deeskalasi kawasan di Timur Tengah


“Amerika telah meminta Qatar dan Mesir untuk melakukan segala kemungkinan untuk mendorong perundingan menuju kesepakatan, meskipun terjadi pembunuhan terhadap Haniyeh,” ucapnya.

Sementara itu, Hamas tidak memberi komentar langsung atas kelanjutan negosiasi dengan Israel.

Namun, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty, yang negaranya berperan sebagai mediator, mengatakan pada Kamis (1/8) bahwa Kairo melanjutkan upayanya dengan AS untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Haniyeh dibunuh pada Rabu di Teheran, ibu kota Iran seusai menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut.

Sementara Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah tanggung jawabnya.

Pembunuhan itu terjadi sehari setelah komandan Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut.

Sumber : Anadolu-OANA

Baca juga: Israel perintahkan tim negosiasi lanjutkan bahas gencatan senjata Gaza
Baca juga: PBB peringatkan ketegangan Timteng perburuk bencana kemanusiaan


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024