Minggu lalu, tiga remaja perempuan tewas dan beberapa lainnya kritis setelah ditikam di klub tari anak-anak di Southport.
Insiden itu memicu protes massal dan bentrokan dengan polisi di tengah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pelaku penikaman adalah seorang pengungsi.
Lebih banyak aksi protes diperkirakan akan berlangsung pada akhir pekan ini di 15 kota di Inggris.
"Kami bersiap-siap berdasarkan apa yang sudah kami lihat dan dari apa yang dikatakan oleh poster via internet, tetapi tampaknya preman dan massa sayap kanan akan berusaha mengintimidasi umat dan masjid," kata Sekretaris Jenderal MCB Zara Mohammed seperti dikutip oleh surat kabar The Independent.
MCB berencana agar masjid-masjid menyewa staf keamanan profesional, memperkuat pintu dan jendela, serta memastikan kamera CCTV berfungsi dengan baik, lapor The Independent.
Beberapa masjid dilaporkan telah menerima ancaman "serangan terarah" melalui telepon.
Minggu lalu, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang diduga melakukan serangan penikaman mematikan telah ditangkap.
Pada 1 Agustus, tersangka didakwa dengan beberapa tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan, kata polisi setempat.
Di London, lebih dari 100 demonstran ditangkap karena gangguan kekerasan, penyerangan, dan pelanggaran kondisi protes. Beberapa dari mereka mengalami cedera ringan.
Badan penegak hukum Inggris menuduh Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang berhaluan kanan memicu protes, sementara beberapa media di negara tersebut melaporkan bahwa Rusia berada di balik kerusuhan tersebut.
Kedutaan Besar Rusia di London dengan tegas menolak tuduhan itu.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Polisi Inggris tingkatkan keamanan masjid jelang demo sayap kanan
Baca juga: Maskapai penerbangan AS, Inggris batalkan penerbangan ke Israel
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024