Waspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak
Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau warga di sekitar Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk tidak memasuki radius bahaya yang telah direkomendasikan.

"Masyarakat diingatkan untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.

Hal itu ia tegaskan mengingat masih adanya potensi bahaya dan aktivitas kegempaan dari gunung tersebut yang terekam meningkat, meski tidak signifikan.

Baca juga: Petugas sebut erupsi di puncak Gunung Ile Lewotolok masih berlangsung

Berdasarkan hasil evaluasi periode 16-31 Juli 2024, kata dia, gempa vulkanik dalam masih terekam dan sedikit meningkat bila dibandingkan periode sebelumnya. Namun tidak signifikan.

Kemunculan gempa vulkanik dalam ini, lanjutnya, mengindikasikan adanya tekanan atau stres pada tubuh gunung tersebut yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dalam.

Untuk itu, kata dia, Badan Geologi mengingatkan masyarakat untuk tidak memasuki radius yang telah ditetapkan.

Baca juga: PVMBG : Tiga desa di kaki gunung Lewotolok diimbau waspada

Bagi warga Desa Lamatokan dan Jontona, ia mengingatkan agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dari bagian timur puncak.

Selanjutnya bagi masyarakat Desa Jontona dan Todanara diimbau untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km dari pusat erupsi.

Sedangkan bagi masyarakat Desa Anakaka, Jeffry mengimbau hal serupa pada sektoral barat sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas gunung.

"Waspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak," ucapnya.

Baca juga: Badan Geologi sebut aktivitas kegempaan Gunung Ile Lewotolok menurun

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024