Moskow (ANTARA) - Kementerian luar negeri Norwegia hari Jumat mendesak warganya untuk tidak mengunjungi Palestina dan wilayah yang diduduki Israel di tengah risiko meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Kementerian Luar Negeri mengubah rekomendasi perjalanannya untuk Israel dan Palestina dan menyarankan agar menunda perjalanan ke kedua wilayah itu, kata kementerian dalam sebuah pernyataan.

Situasi keamanan di Israel bisa berubah drastis menjadi lebih buruk menyusul serangan roket ke Israel dari Lebanon selatan dan pembunuhan baru-baru ini terhadap pejabat senior gerakan Palestina Hamas dan gerakan Lebanon Hizbullah di Beirut dan Teheran, kata pernyataan tersebut.

Kementerian itu menambahkan bahwa tinggal di Jalur Gaza juga berbahaya dengan situasi berlangsungnya peperangan antara Israel dan Hamas.

Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah Israel memulai konflik di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Pasukan Pertahanan Israel dan pejuang gerakan Hizbullah Lebanon saling menyerang hampir setiap hari di sejumlah posisi di sepanjang daerah perbatasan.

Konflik tersebut telah memaksa sekitar 100.000 orang di Lebanon selatan dan 80.000 orang di Israel utara untuk mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Pada Selasa, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan udara di sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut.

Target yang dinyatakan, komandan Hizbullah Fuad Shukr, tewas bersama setidaknya empat warga sipil.

Kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di kediamannya di Teheran pada Rabu.

Kelompok perlawanan Hamas menuduh Israel membunuh Haniyeh dan mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan tanpa balasan.

Israel belum secara resmi mengomentari laporan kematian Haniyeh.
Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Laporan: Israel tak boleh andalkan AS jika terus tingkatkan ketegangan
Baca juga: Anggota DK PBB kutuk pembunuhan pemimpin Hamas oleh Israel


Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024