Hingga Agustus 2014 musim kemarau diperkirakan akan lebih panjang yang telah diawali pada Februari 2014 dan berdampak Riau akan dihadang kekeringan sehingga diperlukan persiapan embung yang banyak,"

Pekanbaru (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Riau meminta perusahaan perkebunan di daerah itu agar segera membangun embung air, untuk menampung limpahan air hujan dalam menghadapi musim kemarau yang diprediksi berlanjut hingga Agustus 2014.


"Hingga Agustus 2014 musim kemarau diperkirakan akan lebih panjang yang telah diawali pada Februari 2014 dan berdampak Riau akan dihadang kekeringan sehingga diperlukan persiapan embung yang banyak," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, pembangunan embung dibutuhkan sebagai langkah antisipasi dalam membuat pengelolaan tata air sehingga ketika musim kering masuk maka lahan gambut tidak menjadi kering.

Ia mengatakan, kalau lahan gambut kering, dan bersamaan dengan masuknya musim kemarau panjang maka gambut tersebut akan mudah terbakar.

"Selain gambut, jika suhu di Riau tinggi mencapai 40 derajat Celcius, ranting-ranting pohon dan daun yang bergesekan ditiup angin akan bisa memicu timbulnya api dan gambut mudah terbakar," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap seluruh lapisan masyarakat mulai dari TNI, Polri, swasta, perusahaan, petani dan pemerintah agar bisa mengantisipasi hal itu sehingga kabakaran hutan dan lahan bisa dicegah.

Karhutla di Riau, katanya, tahun 2014 ini merupakan yang terlama dan terluas di bandingkan pada tahun sebelumnya dengan titik api yang juga makin meluas.

"Karhutla Riau kini telah berdampak negatif secara multi efek, baik ekonomi, kesehatan dan pendidikan, pertanian dan kehutanan serta lainnya," katanya dan menilai secara fakta Karhutla Riau merupakan ulah manusia, sehingga berdampak pula terjadinya kekeringan.

Kekeringan akan makin lama, karena kabut asap yang terjadi cukup lama itu justru telah menghalangi sinar matahari untuk membantu foto sintesis tumbuhan sehingga debit air yang tersimpan pada kawasan daerah tangkapan air oleh tumbuhan akan terhalang.

Dampak kekeringan dirasakan resikonya akan makin besar sehingga untuk mengatasi kekeringan itu salah satu strategi yang paling murah, cepat dan efektif adalah dengan cara memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan melalui embung air itu," katanya.

(F011/F003)

Pewarta: Frislidia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014