SD dan SMP satu atap akan mulai dijalankan di Lampung tahun ini,"
Bandarlampung (ANTARA News) - Angka Partisipasi Murni pendidikan di jenjang sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Provinsi Lampung yang masih relatif rendah, perlu ditingkatkan lagi, kata salah satu pejabat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Lampung.
Menurut Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Provinsi Lampung, Evi Fatmawati, dalam Rakor Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang Pendidikan, di Bandarlampung, Selasa, angka partisipasi murni (APM) pendidikan di Lampung tahun 2012 menunjukkan untuk tingkat sekolah dasar (SD) dinilai cukup baik yakni mencapai 93,48 atau hampir seluruh anak usia SD telah bersekolah.
Namun untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, APM di Lampung masih rendah, yaitu 71,64 untuk SMP, dan 45,56 untuk SMA.
Evi menegaskan bahwa angka partisipasi pendidikan itu akan terkait dengan kualitas sumber daya manusia di Lampung yang antara lain tergambar pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka pengangguran, dan produktivitas tenaga kerja di daerah ini.
Dia menegaskan bahwa tingkat pendidikan yang makin tinggi, minimal lulusan SMA sederajat, dapat menjadi faktor pendukung untuk membuka peluang mendapatkan pekerjaan lebih layak dibandingkan mereka yang hanya lulusan SD atau SMP.
"Jangan sampai masih banyak anak-anak muda di Lampung yang hanya lulusan SD atau SMP atau tidak tamat SMA, karena akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak atau hanya akan banyak terserap menjadi pekerja rumah tangga (TKW) di luar negeri," katanya.
Pada 2012, APM tertinggi di Lampung adalah di Kabupaten Tulangbawang yang mencapai 95,56, disusul Kota Metro dan Bandarlampung.
Sekretaris Dinas Pendidikan Lampung Maidasuri yang mendampingi Kepala Dinas Pendidikan Lampung Tauhidi, menjelaskan pada tahun 2014 ini akan mulai dirintis adanya SD dan SMP satu atap di Lampung, untuk menyiapkan penerapan pendidikan dasar terpadu di daerah ini.
"SD dan SMP satu atap akan mulai dijalankan di Lampung tahun ini," kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Lampung Retno Setianingrum pula.
Namun akademisi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Lampung Buchori Asyik mengingatkan agar prioritas penerapan sekolah satu atap itu adalah pada beberapa SD yang selama ini kekurangan murid untuk disatukan dalam sebuah gedung yang terpadu dengan gedung SMP-nya.
"Tujuan akhir nantinya sebenarnya adalah untuk menyatukan SD dan SMP tidak lagi pada jenjang sekolah yang berbeda tapi sudah utuh menyatu sejalan dengan rencana menerapkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun," kata dia lagi.
(B014/H009)
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014