Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengimbau para pekerja industri nikel agar tidak terbuai dengan bujukan para bandar narkoba di luar sana yang mencoba menghasut untuk menguasai pasar.

Dalam Deklarasi Antinarkoba di Kawasan Industri Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (30/7), Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom mengatakan imbauan tersebut mengingat Indonesia menjadi target pasar yang besar karena 3,3 juta penduduk Indonesia terpapar penyalahgunaan narkotika.

“Hari ini bandar menyasar juga kelompok produktif termasuk para pekerja karena mereka ingin mempertahankan pasar dan memperbanyak keuntungan dari bisnis narkoba tersebut," ujar Marthinus seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan para bandar memberikan propaganda untuk menawarkan seakan-akan narkoba memberikan solusi bagi berbagai permasalahan hidup, termasuk di dalamnya seakan memberikan motivasi atau stimulus agar kerja lebih produktif.

Padahal, sambung dia, sesungguhnya apa yang para bandar tawarkan merupakan upaya mendegradasi kualitas hidup manusia secara perlahan.

Oleh karena itu, Marthinus berharap kegiatan Deklarasi Antinarkoba di kawasan industri tersebut menjadi simbol perlawanan terhadap peredaran gelap narkotika yang menyasar para tenaga kerja.

“Mudah-mudahan di hadapan saya ini, saudara-saudara saya tidak ada yang menggunakan narkoba," tuturnya.

Kendati demikian, kata dia, karena para bandar terus mencoba, sehingga Kepala BNN sangat bersyukur karena ada kesediaan dan kerelaan untuk bersama-sama berdiri dalam melakukan perlawanan terhadap bahaya ancaman narkoba.

Adapun sebagai bentuk komitmen dan kesadaran akan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, khususnya di lingkungan industri, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) menggelar Deklarasi Antinarkoba di Kawasan Industri Morosi.

Kegiatan tersebut disaksikan oleh Kepala BNN RI Marthinus Hukom bersama dengan Kapolda Sulawesi Tenggara Dwi Irianto serta Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN RI Heri Maryadi, Direktur Psikotropika dan Prekursor BNN RI Aldrin Hutabarat, Direktur Intelijen BNN RI Alexander Sabar, dan Direktur Advokasi BNN RI Jafriedi.

Marthinus menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran PT VDNI atas kesadaran kolektif dalam menciptakan lingkungan pekerja industri yang produktif dan menolak penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika.

Dirinya menegaskan bahwa narkotika menjadi ancaman kemanusiaan, bahkan justru menjadi ancaman peradaban manusia.

"Sebagai ancaman kemanusiaan, narkotika merusak sendi-sendi kehidupan, mulai dari individu menyerang saraf, menyerang mental, dan kesehatan," ungkap Marthinus menegaskan.

Baca juga: Menteri PANRB dukung penguatan BNN berantas narkotika

Baca juga: AS, UNODC sumbang alat deteksi narkotika ke BNN dan Dirjen Bea Cukai

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024