Selain dengan pemda, kami juga bersinergi dengan perbankan, penyelenggara jasa pembayaran, UMKM, komunitas, dan asosiasi
Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto bersinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah, dalam pengembangan keuangan digital yang inklusif.

"Selain dengan pemda, kami juga bersinergi dengan perbankan, penyelenggara jasa pembayaran, UMKM, komunitas, dan asosiasi," kata Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat malam.

Menurut dia, pihaknya bersama pemda, perbankan, pelaku usaha, dan asosiasi di wilayah eks Keresidenan Banyumas telah membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Bahkan, kata dia, TP2DD Banyumas tergolong aktif yang terbukti dengan perkembangan penggunaan QRIS yang cukup besar dalam satu tahun terakhir, baik dalam jumlah pengguna maupun jumlah pedagangnya (merchant).

Disinggung mengenai sasaran yang sedang digarap untuk pengembangan keuangan digital di wilayah kerja BI Purwokerto pada tahun 2024, dia mengatakan hal itu tetap mencakup semua sektor selain UMKM.

"Jadi kalau dari sektor pemerintahan daerah, kita 'kan ada elektronifikasi transaksi pemda. Untuk pemda di wilayah eks Keresidenan Banyumas, indeks elektronifikasi transaksi pemdanya sudah kategori digital semua pada tahun 2024," katanya.

Sementara di sektor pariwisata, dia mengharapkan tempat-tempat wisata di wilayah eks Keresidenan Banyumas sudah menggunakan transaksi digital berupa QRIS sejak pembayaran tiket masuk hingga pembelian di gerai-gerai pedagang yang ada di objek wisata tersebut.

Selain itu, kata dia, pihaknya akan menjajaki kerja sama dengan salah satu terminal bus di Banyumas agar perusahaan-perusahaan bus antarkota antarprovinsi maupun antarkota dalam provinsi menggunakan transaksi pembayaran dengan QRIS seperti yang telah diterapkan oleh Trans Banyumas dan Trans Jateng.

"Kemudian di sektor perdagangan, beberapa pasar sudah pakai QRIS. Itu tetap berlanjut," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga akan menyasar kalangan pekerja agar bertransaksi menggunakan QRIS pada tahun 2024 melalui program "Pekerja Melek QRIS", sedangkan untuk kalangan milenial dengan menggelar edukasi keuangan digital ke sekolah-sekolah, pesantren, dan kampus.

Terkait dengan target pengguna QRIS di wilayah kerja BI Purwokerto pada tahun 2024, dia mengaku saat kegiatan Karya Kreatif Serayu (KKS) pada pertengahan bulan Juli sempat menyebutkan bahwa realisasi pengguna QRIS di eks Keresidenan Banyumas telah mencapai kisaran 8,6 juta dari target sekitar 10,5 juta.

"Alhamdulillah data terkini yang muncul pada akhir bulan Juli kemarin, realisasinya sudah mencapai kisaran 11,1 juta pengguna QRIS, sehingga telah melampaui target 10,5 juta," katanya.

Terkait dengan target pedagang yang menggunakan QRIS, dia mengatakan pada tahun 2024 tidak ditargetkan secara jumlah tetapi tetap dipantau pertumbuhannya.

"Kita punya angka 430 ribu merchant yang sudah QRIS, itu meningkat sekitar 160 persen dibandingkan tahun lalu," kata Christoveny.

Baca juga: BI Purwokerto imbau masyarakat hati-hati bertransaksi gunakan QRIS
Baca juga: BI Purwokerto imbau masyarakat tidak tukarkan uang di sembarang tempat

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024