mengimbau masyarakat untuk segera mengunjungi rumah sakit apabila mengalaminya
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Saraf lulusan Universitas Indonesia dr. Gusfiatra, Sp.N menjelaskan meskipun sama-sama mengalami kelumpuhan pada satu sisi wajah, stroke dan ramsay hunt tak sama dengan bells pallsy.

“Gejalanya kalau diperhatikan itu beda sekali. Ramsay hunt dan stroke punya gejala lain selain kelemahan di satu sisi wajah. Misalnya stroke juga akan mengalami cadel saat berbicara sementara ramsay hunt merasa panas dan nyeri,” kata Gusfiatra dalam diskusi daring yang digelar Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat.

Lebih detail Gusfiatra menjelaskan  hingga saat ini penyebab pasti terjadinya bells pallsy belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa mengakibatkan timbulnya bells pallsy.

Misalnya yang pertama adalah para penderita hipertensi, pasien penderita infeksi virus saluran nafas, pasien usia tua dan ibu hamil trimester ke-3, jelas Gusfiatra.

Kendati demikian, lanjut Gusfiatra, hubungan kondisi-kondisi tersebut dengan bells pallsy belum secara pasti diketahui.

“Hanya saja secara berdasarkan studi epidemiologi, dikatakan bells pallsy sering terjadi pada ibu hamil karena faktor hormonal. Demikian juga pada diabetes mellitus,” kata Gusfiatra.

Selain itu, dikarenakan penyebabnya tidak diketahui secara pasti, pencegahan bells pallsy juga tidak bisa dilakukan.

Sementara untuk proses penyembuhan, Gusfiatra menjelaskan pada kebanyakan kasus, bells pallsy bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, tidak semua kasus bells pallsy bisa sembuh total.

Bagi penderita bells pallsy, Gusfiatra mengatakan pengobatan tak perlu dirawat di rumah sakit. Pasien hanya perlu berobat rawat jalan, dan melakukan terapi mandiri di rumah agar penyembuhan lebih cepat.

Namun, meski bells pallsy bukan penyakit yang berbahaya, Gusfiara mengimbau masyarakat untuk segera mengunjungi rumah sakit apabila mengalaminya.
Baca juga: Dokter ajak masyarakat mencegah stroke dengan melakukan "CERDIK"
Baca juga: Yayasan Stroke Indonesia bagikan seribu kursi roda untuk para pengidap
Baca juga: Keluarga korban penganiayaan laporkan pelaku ke polisi


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024