melihat pertumbuhan kredit, terutama kredit investasi di atas 15 persen, kami melihat optimisme terhadap pertumbuhan usaha tetap tinggi
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memandang bahwa optimisme terhadap pertumbuhan dunia usaha tetap tinggi, sejalan dengan kredit investasi yang tumbuh 15,09 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) per Juni 2024.
“Kalau melihat tingkat pertumbuhan kredit, terutama kredit investasi yang tinggi di atas 15 persen, maka kami melihat bahwa optimisme terhadap pertumbuhan dari dunia usaha itu tetap tinggi,” kata Mahendra saat konferensi pers KSSK III 2024 di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data OJK, kredit perbankan per Juni 2024 tumbuh sebesar 12,36 persen YoY atau sebesar Rp7.478 triliun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kredit investasi yang tumbuh 15,09 persen YoY.
Merujuk pada data tersebut, menurut Mahendra, tingkat kepercayaan (confidence) dan optimisme secara umum terhadap pertumbuhan industri dan manufaktur tetap terjaga baik yang terefleksi kuat oleh pertumbuhan kredit investasi.
Di sisi lain, berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat terus menurun secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei hingga Juli tahun ini.
Baca juga: OJK sebut telah blokir sekitar 6.000 rekening terafiliasi judol
Baca juga: 8.271 pinjol diblokir, OJK tekankan perlunya mengetahui yang legal
Sebelumnya, PMI Manufaktur tercatat 52,9 pada April 2024 turun menjadi 52,1 pada Mei. Penurunan terus berlanjut menjadi 50,7 pada Juni dan kemudian turun kembali menjadi 49,3 pada Juli.
Mahendra menilai penurunan PMI Manufaktur itu juga dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan kredit modal kerja yang lebih rendah dibandingkan kredit investasi. Per Juni 2024, OJK mencatat kredit modal kerja hanya tumbuh 11,68 persen YoY.
Di industri perbankan, sejalan dengan pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh menjadi 8,45 persen YoY atau sebesar Rp8.722 triliun. Dari total DPK, giro menjadi kontributor terbesar yaitu tumbuh 13,48 persen YoY.
Secara keseluruhan, Mahendra melaporkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang baik.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil, didukung dengan tingkat permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 26,18 persen.
Baca juga: BPS catat indeks literasi keuangan masyarakat capai 65,43 persen
Baca juga: OJK bakal wajibkan semua bank gabung tim Anti-Scam Center
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024