Pekanbaru (ANTARA News) - Seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Pekanbaru menjadi dalang pembobolan dua mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank tersebut pada Kamis (14/9)
dinihari kemarin.
Kasatreskrim Poltabes Pekanbaru AKP Edy Fariyadi di Pekanbaru, Jumat ketika ditemui mengatakan, aksi pembobolan ATM bank milik pemerintah itu dicurigai dilakukan orang dalam karena tidak ada kerusakan baik pada pintu masuk ATM maupun di bagian mesin ATM.
"Kecurigaan kami karena perampokan tidak menimbulkan kerusakan, sedangkan brankas berisi uang yang ada di mesin ATM hilang," katanya.
Menurut dia, pihaknya telah menahan dua orang tersangka yakni seorang petugas satpam M. Fajri dan seorang supir BRI yakni Anto Amirda.
Edy menjelaskan, petugas satpam yang ada di bank tersebut berjumlah empat orang dengan pembagian tugas dua orang untuk shif siang dan dua malam.
"Para petugas juga dibekali dengan kunci mesin ATM yang dipergunakan apabila ada pelanggan yang kartunya tertelan mesin. Kunci diberi ke petugas agar mudah mengambil kartu pelanggan," ungkap Edy.
Namun, lanjut dia, kepercayaan pihak bank disalahkan oleh salah seorang petugas satpam yang petugas senior dari tiga satpam lainnya.
Menurut dia, pada saat kejadian, sebetulnya Fajry tidak bertugas jaga pada shif malam tetapi karena dia harus memperbaiki plafon ATM yang bocor, maka ia masuk malam sedangkan dua rekannya yang lain tidur.
"Saat dua petugas satpam yang lainnya tidur, Fajri bereaksi dengan dibantu Anton, supir BRI. Esok paginya Fajri masuk kerja dan mengatakan ke pihak bank ATM dibobol," kata Edy.
Ketika diperiksa sebagai saksi, Edy mengakui tidak tahu menahu namun polisi mencurigainya setelah memeriksa pesan di telepon genggamnya yang ditujukan kepada Anton.
"Uang yang dirampoknya di dua ATM itu sebanyak Rp223 juta," kata Edy.
Sebelumnya ketika diwawancarai, Fajry yang mengaku bernama Jefry menceritakan bahwa ATM tersebut dibobol maling dan baru diketahui saat karyawan bank masuk kerja.
Tetapi saat diwawancara itu aparat polisi langsung membawanya ke Poltabes Pekanbaru utuk didengarkan keterangannya sebagai saksi, namun akhirnya semua baru terugkap bahwa dia telah merencanakan aksi perampokan itu sejak dua pekan lalu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006