Kami akan melakukan penjagaan ketat untuk mengamankan Presiden dalam kunjungannya ke Balikpapan pada 27 Maret. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan berkunjung ke Balikpapan untuk meresmikan Bandara yang baru selesai dikembangkan oleh PT Angk
Balikpapan (ANTARA News) - Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman menegaskan, TNI siap mengamankan acara peresmian Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami akan melakukan penjagaan ketat untuk mengamankan Presiden dalam kunjungannya ke Balikpapan pada 27 Maret. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan berkunjung ke Balikpapan untuk meresmikan Bandara yang baru selesai dikembangkan oleh PT Angkasan Pura I," katanya di Balikpapan, Selasa.
Pengamanan langsung di bawah koordinasi Pangdam bersama Kapolda Kaltim. Pengamanan akan mengacu sepenuhnya pada prosedur tetap (Protap) pengamanan VVIP, yang intinya adalah Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Akan ada beberapa saringan bagi setiap orang yang ingin hadir ke tempat acara.
Menurut dia, pengamanan ketat ini terutama untuk mencegah kemungkinan adanya unjukrasa dari pihak-pihak yang tidak setuju penggantian nama Bandara Sepinggan Balikpapan menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
"Pokoknya jangan sampai terjadi unjukrasa di depan Presiden. Saya tidak akan izinkan. Kalau unjukrasa di depan saya saja," kata Pangdam.
Dia menengarai bahwa masih ada elemen-elemen masyarakat yang belum rela nama Bandara Sepinggan diganti menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Karena itu Pangdam mengimbau agar penggantian nama bandara itu diterima dengan legowo.
"Dalam sudut pandang saya penggantian nama itu sudah tepat, selain menggunakan nama sultan yang berjasa besar pada kemajuan Kerajaan Kutai yang saat itu Balikpapan adalah wilayah Kutai juga menandakan ketinggian derajat budaya Kutai yang diwujudkan dengan penghargaan kepada leluhur.
Penggantian nama bandara tersebut berasal dari Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat acara "topping up" pengembangan bandara, pada Maret 2013. Sejak itu berkembang pro dan kontra.
Dukungan untuk Gubernur datang dari masyarakat Samarinda dan sebagian wilayah utara Kaltim. Sedangkan pihak yang menolak dan ingin tetap mempertahankan nama Sepinggan umumnya datang dari masyarakat Balikpapan dan daerah-daerah di selatan seperti Penajam dan Penajam Paser Utara.
Bagi masyarakat Balikpapan dan Paser, nama Sepinggan memiliki arti sendiri yang tidak kalah luhur dan mencerminkan peri kehidupan di Balikpapan, mengingat orang dari berbagai tempat di seluruh dunia datang ke Balikpapan untuk bekerja dan berusaha. (*)
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014