New Delhi (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat insiden tanah longsor dahsyat pada Selasa (30/7) di Negara Bagian Kerala, India selatan, bertambah menjadi 256 orang per Kamis (1/8), demikian dikonfirmasi Menteri Kesehatan Negara Bagian Kerala Veena George saat berbicara kepada media setempat.

Menteri itu mengatakan bahwa salah satu fokus utama Pemerintah Negara Bagian Kerala adalah mencegah penyebaran penyakit menular karena hujan masih mengguyur daerah tersebut dan banyak jenazah yang masih terkubur di bawah reruntuhan tanah longsor.

"Sejauh ini kami telah melakukan autopsi terhadap 256 jenazah, termasuk bagian tubuh korban juga. Total 154 jenazah telah diserahkan ke pemerintah distrik setelah autopsi. Sampel genetik dari bagian tubuh korban yang ditemukan sedang dikumpulkan dan tes DNA pada jenazah juga sedang dilakukan. Ini akan membantu kami dalam mengidentifikasi jenazah dan anggota tubuh korban pada tahap selanjutnya," tutur menteri itu kepada media setempat.

"Saya mengunjungi rumah sakit dan kamp bantuan. Prioritas kami adalah memberikan dukungan psikologis, dan berfokus pada pengendalian penyakit menular," katanya.
 
   Menurut sang menteri, 220 orang lainnya masih belum ditemukan, dan operasi penyelamatan terus dilakukan untuk mengeluarkan korban luka dari bawah reruntuhan


Dalam kurun waktu dua jam, sebanyak tiga insiden tanah longsor melanda daerah Meppadi, Distrik Wayanad, Negara Bagian Kerala, pada Selasa pagi waktu setempat di tengah hujan lebat saat orang-orang masih terlelap. Insiden itu merupakan salah satu tragedi terbesar dalam beberapa waktu terakhir di negara bagian tersebut.

Pemerintah Negara Bagian Kerala telah mendirikan kamp-kamp bantuan untuk menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam itu. Lebih dari 3.500 orang ditampung di kamp-kamp bantuan tersebut.

Ribuan personel Angkatan Darat India, Angkatan Udara India, Angkatan Laut India, Pasukan Tanggap Bencana Nasional, badan penanggulangan bencana tingkat negara bagian, polisi setempat, dokter, tim medis, serta pejabat pemerintah daerah lainnya dikerahkan untuk melakukan operasi penyelamatan, dan juga memberikan pertolongan dan perawatan kepada para korban selamat, menurut seorang pejabat pemerintah setempat kepada Xinhua melalui sambungan telepon.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024