...kami akan mendalami apa pemicunya hingga nekad menghabisi nyawanya dengan senjata."

Mamuju (ANTARA News) - Tim penyidik yang dilaksanakan Detasemen Polisi Militer (Denpom) VII/4 Parepare dan Intel Komando Resort Militer (Korem) 142 Taroada Tarogau (Tatag) Parepare, masih mendalami pemicu aksi bunuh diri yang dilakukan oknum anggota TNI Mamuju.

Penyelidikan dilakukan secara maraton. Dugaan sementara tewasnya anggota Kodim 1418 Mamuju, Alm Serma Abdul Azis, beberapa hari yang lalu karena bunuh diri. "Maka dari itu, kami akan mendalami apa pemicunya hingga nekad menghabisi nyawanya dengan senjata," kata Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) VII/Wirabuana, Brigjen TNI Rukman Ahmad, di Mamuju, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya sangat berbela sungkawa atas kematian salah satu prajuritnya itu. Tetapi yang jelas hingga saat ini masih dalam penyidikan lebih dalam apa penyebab kematiannya.

"Yang didapatkan dari analisa, memang sementara diduga bunuh diri. Tetapi penyebab bunuh diri harus kita cari tahu. Ini untuk dijadikan pelajaran sebagai pencegahan berikutnya, agar tidak terjadi lagi. Ini langkah yang dilakukan oleh Kodam," ujarnya.

Rukman menyebutkan, pihaknya juga telah mengarahkan seluruh anggota dan perwira di Kodim 1418 Mamuju, agar lebih detail melihat persoalan-persoalan yang ada di dalam satuan.

"Pembinanaan yang dilakukan adalah agar lebih turun ke bawah, bagaimana melihat detail keadaan anggota di dalam satuan. Menciptakan disiplin mereka," terangnya.

Komandan Korem 142/Tatag Parepare, Kolonel Infanteri Syaharuddin, menambahkan untuk dugaan sementara kematian Alm Serma Abdul Azis adalah bunuh diri.

Untuk mengetahui lebih lanjut latar belakang dari aksi bunuh itu sementara didalami oleh penyidiknya.

"Dugan sementara bunuh diri, tetapi masih didalami. Gudangnya kan terkunci dari dalam," terangnya.

Sebelumnya, Alm Serma Abdul Azis ditemukan tewas dengan luka di bagian dagu tembus ke kepala bagian atas di dalam gudang Kodim 1418 Mamuju. Bersama korban juga ditemukan sepucuk senjata laras pendek. (*)

Pewarta: Aco Ahmad
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014