Program pengabdian ini sebagai langkah awal dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan bagi Generasi Z, khususnya di Selayar
Makassar (ANTARA) -
Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Departemen Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) melakukan peningkatan literasi kebencanaan bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Selayar.
 
Kegiatan ini merupakan Program Pengabdian Masyarakat terkait pengembangan media pembelajaran dalam upaya peningkatan literasi kebencanaan.
 
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Geofisika Fakultas MIPA Unhas Saaduddin melalui keterangannya di Makassar, Jumat, menyebut pemilihan Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan, daerah ini rawan dan rentan terjadi bencana tektonik dan hidrometeorologi.
 
"Program pengabdian ini sebagai langkah awal dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan bagi Generasi Z, khususnya di Selayar," ujarnya.
 
Gempa 2021 yang bersumber dari sesar Kalaotoa di Tenggara Pulau Selayar dirasakan oleh penduduk di Benteng, Selayar. Selain sesar ini, terdapat sesar aktif lainnya yang berpotensi memicu terjadinya gempa bumi, antara lain sesar Walanae di sebelah barat, sesar Selayar di sebelah timur, dan Sesar Naik Busur Belakang Flores di sebelah Selatan.
 
Selain itu, lanjut Saaduddin menyebut bahwa sejarah tsunami 1820 di Bulukumba juga perlu diwaspadai.
 
"Ditambah lagi kondisi Kabupaten Selayar sebagai Kabupaten kepulauan di Sulawesi Selatan yang rawan bencana hidrometeorologi," ujarnya.

Baca juga: Peneliti optimistis Indonesia jadi pusat studi kebencanaan global 2045
 
Maka dari itu, menurutnya literasi kebencanaan sangat penting untuk diperkenalkan sejak usia sekolah guna membantu siswa memahami risiko bencana dan upaya mempersiapkan diri menghadapi bencana melalui pemahaman dasar tentang cara-cara mitigasi.
 
Misalnya, mengetahui proses evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana, membantu menciptakan budaya kesiapsiagaan dan meningkatkan respons situasi darurat, mengurangi ketakutan dan trauma psikologis untuk dapat lebih tenang dan siap menghadapi situasi.
 
Pada edukasi literasi kebencanaan, Saaduddin bersama timnya melakukan media pembelajaran dalam bentuk board game Monopoli.
 
"Alasan memodifikasi permainan monopoli sebagai media peningkatan literasi karena permainan ini masih banyak digemari di kalangan Gen Z dan cocok digunakan untuk mengenalkan jenis-jenis bencana serta risiko yang bisa ditimbulkan," urai Saaduddin.
 
Pengembangan media ini melalui beberapa tahapan, antara lain penyesuaian konsep monopoli dengan kebencanaan, perancangan konten, validasi media, dan simulasi permainan.
 
Kegiatan yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas ini dihadiri sebanyak 50 siswa dari perwakilan setiap kelas dan pengurus OSIS SMA Negeri 1 Selayar.
 
“Permainan ini sangat menarik, sebagai media edukasi yang unik, dan dapat menambah wawasan kami. Dengan ini, kami paham bencana apa saja yang dapat terjadi di Selayar dan dampak yang bisa ditimbulkan,” kata Dwi, Ketua OSIS SMA Negeri 1 Selayar.
 
Unhas sebagai institusi pendidikan juga telah melakukan banyak upaya mitigasi bencana khususnya di daerah Sulawesi Selatan.
 
Keberadaan Pusat Studi Kebencanaan di bawah LPPM melakukan kajian dampak pascabencana pada bidang sosial dan kesehatan, serta merencanakan tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, menjalin kerja sama dengan berbagai institusi nasional dan internasional, seperti BMKG, BPBD, LIPI, dan lainnya, untuk studi dan penelitian dalam bidang kebencanaan.

Baca juga: PMI beri pelatihan jurnalisme warga kepada relawan kebencanaan
Baca juga: Basarnas latih jurnalis kemampuan water rescue siap hadapi bencana
 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024