Capaian laba bersih perseroan ditopang oleh peningkatan kinerja operasional selama semester I- 2024
Jakarta (ANTARA) -
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, membukukan laba bersih senilai Rp2,03 triliun pada semester I-2024.

Perseroan juga mencatatkan pendapatan senilai Rp19,64 triliun pada semester I-2024, dan EBITDA senilai Rp3,63 triliun.

"Capaian laba bersih perseroan ditopang oleh peningkatan kinerja operasional selama semester I- 2024," ujar Corporate Secretary PTBA Niko Chandra sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat.

Niko menjelaskan, total penjualan batu bara perseroan mencapai 20,05 juta ton pada semester I- 2024, atau meningkat 15 persen year on year (yoy).

Ekspor batu bara perseroan pada periode ini sebanyak 8,48 juta ton, atau meningkat 20 persen (yoy) dibandingkan sebanyak 7,10 juta ton pada semester I-2023.

Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,57 juta ton pada semester I- 2024, atau tumbuh 12 persen (yoy) dibandingkan sebesar 10,33 juta ton pada semester 1 2023.

Lebih lanjut, produksi batu bara perseroan mencapai 18,76 juta ton pada semester I-2024, dan realisasi angkutan dengan kereta api sebanyak 17,33 juta ton.

Niko menjelaskan, tantangan bagi perseroan pada tahun ini, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar, rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19 persen (yoy) dari 93,49 dolar AS per ton pada semester I-2023 menjadi 75,89 dolar AS per ton pada semester I- 2024.

Sementara itu, rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36 persen (yoy) menjadi senilai 130,66 dolar AS per ton, dari 204,27 dolar AS per ton pada semester I-2023.

"Sehingga, perseroan terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri, serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik," ujar Niko.

Pemerintah telah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060, dan PTBA memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, dengan melakukan diversifikasi bisnis ke bidang energi baru dan terbarukan (EBT).

Niko menjelaskan, perseroan telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura Il (Persero), yang sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020.

PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowattpeak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

Selain itu, perseroan juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022.

Perusahaan pun bekerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dalam pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap COD pada Juni 2023.

"PTBA saat ini juga sedang mendalami peluang pengembangan EBT berbasis hidrogen, baik untuk kebutuhan sendiri maupun mendukung penguatan kebutuhan kemitraan dalam sistem rantai bisnis transportasi dan produksi PTBA di masa depan," ujar Niko.

Baca juga: Bukit Asam tingkatkan kapasitas angkutan batu bara pacu penjualan
Baca juga: SGER raih kontrak batu bara dari Vietnam senilai 22,51 juta dolar AS
Baca juga: BUMI catat kinerja positif produksi batu bara 77,8 juta ton pada 2023

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024