Dahulu tingkat literasi (keuangan) perempuan itu di bawah laki-laki, ini jadi fokus kita karena ibu-ibu adalah menteri keuangan di rumah tangga

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024.

Hasil survei itu menyebut bahwa indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki di tahun 2023. Indeks literasi keuangan perempuan tercatat mencapai 66,75 persen, sementara laki-laki lebih rendah yakni 64,14 persen.

“Dahulu tingkat literasi (keuangan) perempuan itu di bawah laki-laki, ini jadi fokus kita karena ibu-ibu adalah menteri keuangan di rumah tangga, makanya kita fokus di program untuk ibu-ibu dan di tahun sebelumnya (2023), tingkat literasi perempuan lebih tinggi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi saat konferensi pers SNLIK Tahun 2024 di Jakarta, Jumat.

Friderica atau yang akrab disapa Kiki itu menyampaikan indeks inklusi keuangan perempuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan laki-laki, yakni masing-masing 76,08 persen dan 73,97 persen.

Adapun hasil SNLIK Tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia tahun 2023 yang mencapai 65,43 persen, dengan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

Survei tersebut juga mengukur tingkat literasi keuangan syariah yang mencapai 39,11 persen, sementara indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

"Dari survei ini memang literasi dan inklusi keuangan syariah perlu untuk lebih ditingkatkan lagi," ujar Kiki.

Adapun apabila diukur erdasarkan umur, kelompok usia 26-35 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi yakni 74,82 persen. Sementara untuk rentang umur 36-50 tahun, dan 18-25 tahun memiliki indeks literasi keuangan masing-masing sebesar 71,72 persen, dan 70,19 persen.

Sebaliknya, kelompok umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks literasi keuangan terendah yakni masing-masing sebesar 51,70 persen dan 52,51 persen.

Lebih lanjut, Kiki memaparkan untuk kelompok umur 26-35 tahun, 36-50 tahun dan 18-25 tahun memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 84,28 persen, 81,51 persen, dan 79,21 persen.

Namun untuk kelompok umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun masih mempunyai indeks inklusi keuangan terendah masing-masing tercatat sebesar 57,96 persen dan 63,53 persen.

Baca juga: OJK bakal wajibkan semua bank gabung tim Anti-Scam Center
Baca juga: OJK dukung upaya berantas judi online

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024