Paris (ANTARA News) - Perdana Menteri Perancis Dominique de Villepin hari Kamis mengkonfirmasi bahwa Perancis berada dalam sebuah "keadaan berisiko" setelah orang kedua Al-Qaeda menyebut negara itu sebagai sasaran serangan. "Kami tidak boleh mengendurkan pengawasan kami. Ada sebuah keadaan berisiko dan kami harus terus menanggapinya," kata Villepin kepada wartawan menunjuk pada pesan video yang disampaikan Ayman al-Zawahiri. "Saya telah memeriksa semua informasi yang kami miliki mengenai masalah itu, yang mengkonfirmasi alasan untuk khawatir," katanya. "Kami harus sangat waspada dan hati-hati -- seperti yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir ini," tambah PM Perancis tersebut. Dalam rekaman video itu, orang kedua Al-Qaeda tersebut mengumumkan bahwa sebuah kelompok muslim garis keras Aljazair, Kelompok Khutbah dan Pertempuran Salafist (GSPC), secara resmi bergabung dengan Al-Qaeda, dan ia mendesak mereka meningkatkan operasi serangan terhadap Perancis, AS dan sekutu-sekutu mereka. Kelompok garis keras bersenjata itu terbentuk dari sempalan Kelompok Islam Bersenjata (GIA), kekuatan utama dalam pemberontakan panjang Aljazair yang juga bertanggung jawab atas serangkaian pemboman di Perancis pada 1995. GSPC tahun lalu menyebut Perancis sebagai "musuh nomer satu" dan mengeluarkan seruan bagi serangan terhadap negara itu, AFP melaporkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006