Jakarta (ANTARA) - Dokter khusus kesehatan regeneratif dan hormon Gowri Reddy Rocco MD mengatakan penyebab umum dibalik 'moon face' atau wajah bengkak adalah penimbunan lemak akibat gaya hidup yang tidak sehat dan masalah kesehatan yang memengaruhi kadar hormon kortisol dalam tubuh.

"Ini adalah penumpukan timbunan lemak di seluruh wajah dan biasanya disebabkan oleh produksi kortisol yang berlebihan, baik dari tubuh Anda sendiri atau dari obat-obatan yang Anda konsumsi," kata Rocco.

Ditulis laman Well and Good, Kamis (1/8), Claveland Clinic menjelaskan moon face (juga dikenal sebagai "wajah bulan") adalah pembengkakan yang terbentuk di sisi wajah, membuatnya tampak bengkak dan bulat seperti bulan purnama.

Baca juga: Lingkungan dan gaya hidup jadi faktor penyebab kanker kolorektal

Baca juga: Lentera Anak ajak masyarakat hidup sehat hindari penyakit tak menular


Ini bukan suatu kondisi, melainkan efek samping dari masalah kesehatan mendasar yang memengaruhi kadar hormon seperti kortisol dalam tubuh, kata Dr. Rocco.

Ia paling sering melihatnya pada orang yang yang dirawat dengan kortikosteroid, seperti prednison, untuk kondisi seperti radang sendi, asma, penyakit autoimun seperti lupus dan multiple sclerosis, kondisi kulit seperti eksim dan ruam, atau jenis kanker tertentu.

Alasan medis lain untuk wajah bulan mungkin lebih umum, seperti resistensi insulin, diabetes, atau hipotiroidisme, tetapi mungkin juga mengalami efek samping lain, seperti kelelahan, masalah tidur, dan depresi atau kecemasan, antara lain, kata Dr. Rocco.

"Bengkak umum yang dapat Anda alami dari hal-hal lain seperti retensi air, penambahan berat badan, minum terlalu banyak alkohol, dehidrasi, dan pola makan buruk yang tinggi lemak, gula, dan makanan olahan. Semua itu dapat menyebabkan wajah tampak lebih bulat," kata Rocco.

Mayo Clinic juga mengatakan, stres kronis juga dapat meningkatkan kemungkinan beralihnya kebiasaan gaya hidup yang buruk, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol dari waktu ke waktu dan efek samping seperti masalah tidur, kecemasan, dan penambahan berat badan.

Untuk mencegah pembengkakan, Claveland Clinic menyarankan untuk menjaga kadar kortisol agar tubuh berfungsi dengan baik. Kadar kortisol dalam darah yang sehat biasanya mencapai puncaknya di pagi hari dan menurun sepanjang hari. Bagi kebanyakan orang dewasa, kadarnya sekitar 10 hingga 20 mikrogram per desiliter dari pukul 6 pagi hingga 8 pagi dan 3 hingga 10 mikrogram per desiliter sekitar pukul 4 sore.

Kadar kortisol yang terlalu tinggi (akibat kondisi medis tertentu atau stres kronis) dapat menyebabkan efek seperti penambahan berat badan, depresi, peradangan, dan lainnya, kata Dr. Rocco.


"Jika kortisol yang tinggi disebabkan oleh kondisi medis, Anda perlu menemui dokter untuk mendapatkan perawatan atau obat. Namun secara umum, kebiasaan gaya hidup sehat yang mungkin sudah Anda jalani dapat membantu menurunkan kadar kortisol secara keseluruhan—tidak perlu suplemen, e-book, atau produk mewah," katanya.

Rocco menyarankan untuk tidur cukup, berolahraga setiap hari, konsumsi makanan seimbang, kurangi asupan alkohol, dan manajemen stres dengan memprioritaskan kegembiraan untuk meningkatkan hormon oksitosin dan endorfin untuk kesehatan secara keseluruhan.


Baca juga: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko stroke di usia muda

Baca juga: Gaya hidup sehat perpanjang harapan hidup hingga 14 tahun

Baca juga: Skrining kesehatan rutin disarankan bisa dimulai sejak usia 15 tahun
 

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024