Pernyataan dari kementerian tersebut yang dikutip Jumat, menyebutkan bahwa pihaknya memanggil Duta Besar Rusia Oleg Vasnetsov dan menyerahkan kepadanya sebuah catatan yang menyatakan anggota staf tersebut sebagai “orang yang tidak diinginkan.”
Keputusan itu diambil berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh personel tersebut, yang dinilai tidak sesuai dengan status diplomatik.
Pernyataan kementerian itu muncul sehari setelah Dinas Keamanan dan Intelijen Moldova (SIS) mengatakan pihaknya menahan dua pejabat pemerintah.
Kedua pejabat itu diduga melakukan pengkhianatan dan persekongkolan terhadap negara tersebut dalam komunikasi dengan seorang pegawai kedutaan di ibu kota Moldova, Chisinau.
SIS tidak menyebutkan kedutaan mana yang dimaksud dalam tuduhan tersebut, namun sejumlah media lokal merujuk pada misi diplomatik Rusia.
Kedutaan Rusia menyebut laporan tersebut sebagai "perwujudan sentimen anti-Rusia berikutnya yang dibuat-buat di Moldova."
Sambil mengingatkan bahwa beberapa diplomat Rusia telah diusir atas tuduhan serupa pada tahun sebelumnya, kedutaan Rusia mengeklaim Moldova mungkin sedang mempersiapkan alasan untuk langkah serupa.
Hubungan antara Rusia dan Moldova, bekas republik Uni Soviet, memburuk sejak 2003 dan benar-benar semakin buruk sejak Maia Sandu yang pro-Barat terpilih sebagai presiden pada 2020.
Kecaman Sandu terhadap operasi militer khusus yang dilancarkan Rusia di Ukraina semakin meningkatkan ketegangan.
Ia secara terbuka menuduh Moskow berusaha mengatur pemecatannya dan mendestabilisasi Moldova. Rusia membantah klaim tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Moldova nyatakan persona non grata diplomat Rusia
Baca juga: Kementerian: Rusia balas usir diplomat Moldova
Lebih dari 80.000 warga Ukraina melintasi perbatasan ke Moldova
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024