Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 keseluruhan kami perkirakan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen
Jakarta (ANTARA) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 berada pada rentang 5,0 persen hingga 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 keseluruhan kami perkirakan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.

Untuk triwulan II, KSSK memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,0 persen. Meski melambat dibandingkan triwulan I yang sebesar 5,11 persen, namun sektor konsumsi rumah tangga dan investasi yang menjadi faktor pendorong kinerja ekonomi masih tetap terjaga.

Guna menjaga kinerja konsumsi, belanja pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas harga. Kementerian Keuangan juga akan terus mendorong program perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat rentan, sehingga daya beli tetap terjaga.

Di samping itu, juga ada optimisme dari penyelenggaraan pilkada serentak yang berpotensi mendongkrak aktivitas belanja.

Sementara dari sisi investasi, KSSK memperkirakan kegiatan investasi akan menguat seiring dengan penyelesaian berbagai proyek-proyek nasional. Investasi swasta, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), diperkirakan juga tetap terjaga.

Lebih lanjut, KSSK optimistis aktivitas ekonomi pada sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan akan tetap terjaga. “Terutama dilihat dari peningkatan nilai tambah untuk hilirisasi dan hasil produksi,” jelas Menkeu.

Sri Mulyani juga menyoroti sektor ekspor Indonesia yang diperkirakan meningkat, terutama ekspor produksi manufaktur dan pertambangan. Negara mitra dagang utama untuk sektor ini ialah China dan India. Meski perekonomian China masih lemah, pertumbuhan ekonomi India relatif tinggi.

“Kita diuntungkan bahwa India memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi,” ujarnya.

Adapun dari sisi global, KSSK melihat tekanan ekonomi pada triwulan III berpotensi mereda. Resiliensi perekonomian Amerika Serikat terlihat membaik yang juga diiringi dengan inflasi yang menurun. Kondisi itu membuat pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) dapat turun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Namun, KSSK tak menampik kondisi geopolitik global masih memberikan ketidakpastian ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) mematok angka 3,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun.

“Berbagai faktor risiko yang berkembang tetap perlu kami cermati dan antisipasi,” tutur Menkeu.

Baca juga: KSSK: Sistem keuangan kuartal II tetap stabil di tengah gejolak global
Baca juga: KSSK laporkan perkembangan ekonomi terkini kepada Presiden


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024