Stabilitas sistem keuangan pada triwulan II-2024 tetap terjaga di tengah peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan seiring dengan ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik yang masih tinggi

Jakarta (ANTARA) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada triwulan II-2024 tetap terjaga di tengah gejolak perekonomian global.

“Stabilitas sistem keuangan pada triwulan II-2024 tetap terjaga di tengah peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan seiring dengan ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik yang masih tinggi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.

Dia memaparkan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 diperkirakan akan stagnan. Dana Moneter Internasional (IMF) mematok angka 3,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun.

Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar, menunjukkan resiliensi yang baik. Hal itu utamanya didorong oleh permintaan domestik.

Inflasi AS juga menunjukkan penurunan, sejalan dengan menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan. Kondisi ini memberikan harapan mengenai arah kebijakan The Fed, di mana Fed Fund Rate (FFR) diproyeksi akan turun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

“Sebelumnya diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2024. Saat ini, muncul harapan bahwa penyesuaian FFR akan dilakukan sebelum akhir tahun 2024,” ujar Menkeu.

Sementara itu, perekonomian China masih lemah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah target 5 persen. Melemahnya perekonomian China dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi yang masih lemah dan tekanan sektor properti yang masih berlanjut.

Meski begitu, Indonesia menunjukkan kinerja konsumsi dan investasi yang tetap terjaga sepanjang triwulan I, dan diperkirakan trennya terus berlanjut pada triwulan II.

“Kami perkirakan konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi faktor yang memberikan kontribusi yang baik,” tambahnya.

Optimisme itu ditopang oleh kinerja ekspor yang diperkirakan meningkat, terutama ekspor produksi manufaktur dan pertambangan. Negara mitra dagang utama untuk sektor ini ialah China dan India. Meski perekonomian China masih lemah, pertumbuhan ekonomi India relatif tinggi.

“Kita diuntungkan bahwa India memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi,” tutur Menkeu.

Menimbang berbagai kondisi itu, KSSK memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 berada di atas 5 persen.

Baca juga: Menkeu bakal kaji penerapan ICS untuk UMKM dengan KSSK
Baca juga: Apindo: Kondisi global tak suportif tingkatkan investasi ke Indonesia
Baca juga: BI: Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024