Washington (ANTARA) - Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan sebelumnya di tempat dia menginap di Teheran, New York Times (NYT) melaporkan pada Kamis.

Laporan NYT tersebut mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dua pejabat Iran, dan lima pejabat Timur Tengah. Haniyeh dibunuh pada Rabu dini hari di dalam kamar tempat dia menginap di sebuah kompleks yang dikelola oleh Garda Revolusi Iran (IRGC) ketika dia mengunjungi Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden. Seorang pengawalnya juga tewas dalam ledakan tersebut.

Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, menurut para pejabat. Ledakan itu mengguncang bangunan, menghancurkan beberapa jendela, dan meruntuhkan sebagian dinding luar, menurut dua pejabat IRGC.

Israel biasanya tidak mengaku bertanggung jawab secara terbuka atas pembunuhan yang mereka lakukan di Iran. Namun, Hamas, pejabat Iran, dan beberapa pejabat AS mengonfirmasi bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu bahwa pemerintahnya tidak mengetahui sebelumnya tentang rencana pembunuhan Haniyeh.

Dua pejabat Iran mengatakan mereka tidak tahu bagaimana atau kapan bom tersebut ditanam di kamar Haniyeh.

Mereka mengatakan pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, menginap di kamar sebelah yang tidak terlalu rusak oleh ledakan, yang menunjukkan bahwa Haniyeh memang sengaja dijadikan target.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Anadolu: Foto gedung tempat Haniyeh dibunuh diambil usai serangan
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran pimpin shalat jenazah untuk Ismail Haniyeh


Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024