Jakarta (ANTARA) -
Sejumlah ahli menegaskan air minum dalam kemasan (AMDK), khususnya dalam galon polikarbonat (PC) dipastikan aman untuk dikonsumsi dan bukan penyebab kemandulan maupun gangguan kesehatan lainnya.
 
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Abraham Dian Winarto menjelaskan semua kemasan pangan telah mendapatkan izin edar dari BPOM dan kementerian/lembaga lain sebelumnya.
 
"Intinya suatu air kemasan yang beredar apalagi bermerek tentunya sudah melalui prosedur yang ketat dari BPOM sehingga pasti aman," katanya dalam rilis yang disiarkan di Jakarta, Kamis.
 
Anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu mengaku belum pernah mendapatkan keluhan satupun dari pasien yang mandul akibat meminum air dari galon PC.
 
Artinya, lanjut dia, tidak ada korelasi antara meminum air galon yang dapat diisi ulang dengan kemandulan.
 
"Sampai sejauh ini yang dibilang kasus mandul karena kemasan galon itu tidak ada. Selama saya praktik 15 tahun belum pernah menerima keluhan soal kemandulan akibat minum air dari galon PC," katanya.

Baca juga: Pakar bantah kemasan AMDK berbahan polikarbonat sebabkan anak autis
 
Ia berpendapat korelasi antara galon PC dan kemandulan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
 
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat agar tidak mudah termakan dengan isu sumir dan tidak memiliki dasar yang jelas.
 
Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia sekaligus Guru Besar Penyakit Dalam Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan belum ada bukti bahwa Bisphenol A (BPA) yang terdapat dalam galon PC dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kanker.
 
Dia menambahkan bahwa bukti ilmiah mengungkapkan kanker lebih banyak disebabkan oleh obesitas, gaya hidup kurang olahraga, dan pola makan tidak sehat.
 
"BPA belum bisa dikaitkan dengan kanker karena datanya belum ada, data belum cukup," kata Aru.

Baca juga: KPPU: Perdebatan galon BPA mengarah ke manipulasi persaingan
 
Ia mengemukakan pengaruh zat kimiawi dari lingkungan sangat kecil dibanding tiga faktor tersebut. Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) itu mengatakan hanya sekitar 2 persen paparan zat kimia dapat menimbulkan kanker.
 
"Isu rokok lebih penting dikaitkan dengan kanker dibandingkan BPA. Sekali lagi, masih ada konflik data terkait BPA menyebabkan kanker," ujarnya.
 
Dokter spesialis anak Diatrie Anindyajati juga turut membantah keterkaitan BPA sebagai penyebab obesitas. Dia menjelaskan air kemasan tidak memiliki rasa manis yang mengandung kalori sebagai biang penyebab kegemukan.
 
Diatrie mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada studi empiris satupun yang membuktikan bahwa air minum dalam galon PC bisa menyebabkan obesitas pada anak. Oleh karena itu, ia menegaskan kegemukan pada dasarnya disebabkan karena asupan kalori berlebih.
 
"Kalau kita bicara obesitas itu kan surplus kalori, nah air kan tidak ada kalorinya, (berpikir) secara logika saja dulu," kata Diatrie.

Baca juga: Pakar industri plastik pastikan kemasan produk AMDK aman
 
Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Tambahan pasal ini mengatur agar AMDK yang menggunakan kemasan PC harus mencantumkan label "dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan".
 
Akan tetapi, peraturan itu dilahirkan dengan berbagai kontroversi. Bukan hanya dokter, para pakar menyebut bahwa penggunaan galon PC sangat aman sehingga tidak diperlukan pelabelan. Pakar lainnya menilai bahwa aturan tersebut diciptakan tak lepas dari persaingan usaha tidak sehat dalam industri AMDK.
 
 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024