Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Dindin Wahyudin mengatakan pelaksanaan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
"Afrika menjadi salah satu prioritas diplomasi ekonomi Indonesia," kata Dindin dalam pengarahan media secara daring yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Jakarta, Kamis.
Dindin mengatakan bahwa hubungan antara Indonesia dan Afrika pada dasarnya telah berlangsung sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung. Dan saat ini, Afrika menjadi salah satu prioritas diplomasi ekonomi Indonesia.
"Afrika merupakan pasar non-tradisional yang sangat potensial bagi produk-produk Indonesia. Sejak 10 tahun terakhir, Pemerintah Indonesia gencar membuka akses pasar di Afrika," katanya.
Ia menambahkan bahwa produk-produk Indonesia seperti minyak sawit, mi instan, biskuit, hingga pesawat CN 235 sudah mulai masuk ke pasar Afrika dan mendapat sambutan positif.
Pembukaan empat Kedutaan Besar negara Afrika di Jakarta pasca-pandemi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Baca juga: Indonesia jadikan Bandung Spirit fondasi kerja sama dengan Afrika
Baca juga: Kominfo fasilitasi komunikasi publik pada dua ajang internasional
Namun demikian, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara maju seperti China dan Jepang yang telah lebih dahulu berinvestasi di Afrika.
"Untuk bersaing langsung dengan Tiongkok memang berat, namun kita terus berupaya melalui berbagai cara, termasuk kerja sama dengan pihak ketiga untuk pembiayaan proyek-proyek di Afrika," katanya.
Meski demikian, Indonesia tetap optimistis dengan potensi besar yang dimiliki Afrika sebagai benua masa depan. Terlebih, dia menilai produk-produk Indonesia dinilai sangat cocok dengan kondisi di Afrika saat ini.
Oleh karena itu, Dindin menyebutkan bahwa pelaksanaan IAF ke-2 bertujuan untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kerja sama ekonomi antara pemerintah, swasta, dan UMKM, serta melanjutkan kesuksesan forum IAF pertama pada 2018.
"Selain itu, forum ini akan membahas berbagai topik strategis, termasuk transformasi digital sebagai instrumen penting untuk pembangunan yang lebih inklusif," kata dia lebih lanjut.
HLF MSP dan IAF ke-2 tidak hanya menjadi ajang pertemuan dan diskusi, tetapi juga menjadi modalitas penting bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Dengan pelaksanaan kedua forum tersebut, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama internasional dan mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca juga: Dirjen IKP: Indonesia jadi tuan rumah IAF dan HLFMSP September 2024
Baca juga: Menko Luhut bidik Afrika jadi pasar baterai EV Indonesia
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024