Jakarta (ANTARA) - Spesialis akupuntur medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp mengatakan terapi akupuntur bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk memperlancar air susu ibu (ASI).

“Akupuntur adalah bagian dari pengobatan yang aman, bekerja dengan menstimulasi titik-titik energi di tubuh untuk memperbaiki keseimbangan fungsi organ," kata Newanda saat diskusi daring yang di gelar RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Kamis.

Pada ibu menyusui, kata dia, beberapa titik akupunktur berperan penting dalam merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, yang keduanya berperan langsung dalam produksi dan pengeluaran ASI,”

Newanda mengatakan, terapi akupuntur bisa menjadi pilihan karena relatif aman dan dapat dilakukan oleh berbagai usia.

"Pada kondisi tertentu seperti ibu menyusui mengalami infeksi hebat di sekitar payudara, kanker atau tumor, kondisi ini memang dihindari," katanya.

Baca juga: Pekan ASI Sedunia, dokter imbau suami dukung ibu beri ASI eksklusif
Baca juga: Persagi DKI gencar kampanyekan pemberian ASI eksklusif 


Diskusi daring yang digelar RS Pondok Indah - Bintaro Jaya bersama Spesialis Akupuntur Medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp, Kamis (1/8/2024). ANTARA/Tangkapan layar.
Namun, karena akupuntur tidak menggunakan terapi tambahan lain, maka terapi masih bisa dilakukan pada titik lainnya yang bisa meningkatkan produksi ASI.

Selain itu, terapi akupuntur juga umumnya tidak menimbulkan efek samping. Ibu menyusui yang ingin melakukan akupuntur juga tak perlu mempersiapkan apapun sebelumnya sehingga terapi ini tak hanya aman tapi juga nyaman untuk dilakukan.

“Akupuntur ini hasilnya sangat baik untuk mempengaruhi produksi dan sekresi atau pengeluarannya. Jadi kita harapan tidak hanya terproduksi, tapi juga pengeluarannya lancar agar tidak menyebabkan bengkak dan nyeri,” kata Newanda.
​​​​​​​
Terapi tersebut dapat dilakukan sejak 1 kali 24 jam setelah ibu melahirkan. Dokter pun akan memantau selama 5 hingga 7 hari perkembangan dari terapi tersebut.

Apabila jumlah ASI sudah cukup, kata spesialis akupuntur medik dari Rumah Sakit Pindok Indah Bintaro Jaya tersebut, maka terapi selesai dan ibu tak perlu lagi kembali melakukannya.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024