Havana (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Havana, Kuba, pada Kamis malam waktu setempat untuk mengikuti pertemuan puncak KTT Gerakan Non-Blok (GNB) pada 15-16 September. KTT akan dihadiri oleh para pemimpin dari 116 negara anggota GNB, termasuk dari negara-negara pengritik terbesar Amerika Serikat, seperti Presiden Fidel Castro dari Kuba, Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari Iran, dan Presiden Hugo Chavez dari Venezuela. Sebagai agenda utama, KTT akan membahas masa depan GNB, masalah Palestina, dan kemungkinan besar masalah nuklir Iran. Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan tiba di Bandara Internasional Jose Marti, Havana, Kamis, pada pukul 20.15 waktu setempat atau Jumat pukul 08.15 WIB. Yudhoyono dan rombongan sempat tertahan selama sekitar satu jam sebelum dapat turun dari Pesawat Kepresidenan RI Garuda Indonesia Airbus 330-341/PK-GPA. Rombongan Kepala Negara tertahan karena adanya antrean sejumlah pesawat dari berbagai negara yang juga baru mendarat di Bandara Jose Marti dengan membawa para pemimpin yang akan mengikuti KTT GNB. Semua kepala negara/pemerintahan yang tiba, termasuk Presiden Yudhoyono, mendapatkan sambutan secara resmi, ditandai dengan adanya panji-panji kehormatan Kuba serta lagu yang dibawakan oleh barisan musik tentara nasional Kuba di bandara. Hingga Kamis malam waktu Kuba, setidaknya sudah 50 pemimpin negara anggota GNB yang sudah dipastikan hadir. KTT juga akan dihadiri oleh Sekjen PBB Kofi Annan. KTT GNB sebelumnya telah didahului dengan pertemuan tingkat menteri luar negeri pada 13-14 September dan tingkat pejabat tinggi pada 11-12 September 2006. Dua resolusi dan dokumen Pertemuan-pertemuan itu disebut-sebut telah menyiapkan dua resolusi terpisah mengenai Iran dan Palestina, serta dokumen yang akan disahkan oleh para kepala negara/pemerintahan Sabtu mendatang, antara lain Deklarasi Politik tentang Prinsip-prinsip GNB dan Deklarasi tentang Kerjasama Selatan-Selatan. Para anggota GNB juga menyiapkan dokumen yang meminta Israel agar menarik diri dari Tepi Barat, menghentikan agresi di Gaza dan melepaskan pejabat-pejabat Palestina yang ditahan Israel. KTT ke-14 GNB akan dilangsungkan di Plenary Hall-International Convention Center pada Jumat pukul 10.00 waktu setempat (21.00 WIB) dan akan dibuka oleh Ketua KTT GNB saat ini, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi. Pembukaan tersebut juga akan ditandai dengan serah terima kepemimpinan dari Ketua KTT ke-13, Malaysia kepada Presiden Kuba Fidel Castro Ruz sebagai Ketua GNB untuk periode 2006-2009. KTT ke-14 GNB diliput oleh sekitar 1.000 wartawan dalam dan luar negeri, termasuk para wartawan dari Indonesia. Saat ini GNB memiliki anggota 116 negara, yaitu 53 dari Afrika, 38 Asia, 24 Amerika Latin dan Karibia serta 1 dari Eropa (Belarusia). Jumlah negara GNB bertambah menjadi 118, dengan masuknya Haiti dan St. Kitts dan Nevis sebagai anggota baru. Negara-negara GNB mewakili 51 persen populasi dunia, 2/3 anggota PBB dan 86 prosen produksi minyak dunia. Gerakan Non-Blok dibentuk pada tahun 1961 di bawah inisiatif Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito, dan didirikan oleh sejumlah pemimpin Negara Ketiga, termasuk Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, dan Gamal Abdul Nasser dari Mesir. Gerakan non-blok muncul saat dunia mengalami perubahan politik pasca-Perang Dunia II, yang setelah itu terjadi dekolonisasi dan muncul negara-negara baru yang tidak masuk ke salah satu dari dua blok yang sama-sama memiliki kekuatan: Blok Barat (Amerika Serikat dkk) dan Blok Timur (Rusia dkk). (*)
Copyright © ANTARA 2006