Singapura (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis, memprediksikan berlanjutnya pertumbuhan yang menguat sebesar 8,245 persen di perekonomian Asia yang tumbuh cepat selama 2006 dan 2007, nmeski diingatkan bahwa pertumbuhan di China yang terlalu pesat juga mengandung berbagai risiko. Perkiraan IMF dalam laporan kilasan ekonomi dunia mencerminkan "kondisi perekonomian dunia yang baik, berlanjutnya pertumbuhan yang tinggi di China dan perlambatan yang moderat di India. Kemungkinan lebih cepatnya pertumbuhan di China dari yang diproyeksikan "Akan menarik pertumbuhan di setiap kawasan ini," terutama di Thailand, Singapura, Filipina, Indonesia, Korsel, dan Hongkong, menurut laporan itu, seperti dilaporkan DPA. "Di sisi lain, berbagai resiko termasuk kemungkinan lingkaran investasi yang merugikan di China dan dampaknya terhadap kawasan, makin tingginya harga minyak, dan meningkatnya ancaman aksi proteksi di negara maju menyusul buntunya Putaran Doha." Putaran Doha dari perundingan perdagangan dunia mengalami kebuntuan pada Juli. Laporan itu juga menyebutkan kemungkinan pandemik flu burung sebagai risiko yang paling jelas di kawasan ini. Kawasan ini juga "rentan" terhadap kemunduran kondisi pasar keuangan dunia, meskipun kebanyakan perekonomian di wilayah Asia yang tumbuh dengan cepat "umumnya kini memiliki posisi lebih baik dalma menghadapi kemunduran." Surplus neraca berjalan di kawasan ini yang terus meningkat menjadi sebesar 0,5 persen menjadi 4,25 persen dari PDB pada 2006-2007. Namun kinerja neraca berjalan sangat berubah di kawasan ini, dengan turunnya surplus di Korsel dan lebih utamanya di Indonesia, denagkan Thailand dan India memiliki pengalaman berbalik dari defisit, menurut laporan itu. Reformasi bertujuan untuk memperkuat lingkungan bisnis yang direkomendasikan, termasuk berbagai langkah untuk memperkuat dan mengintegrasikan pasa modal dan langkah untuk mengurangi peraturan yang membebani. (*)
Copyright © ANTARA 2006