Jakarta (ANTARA News) - Pakar kedirgantaraan CNN Richard Quest mengatakan pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang hilang akhir pekan lalu ada di titik teraman dalam catatan penerbangan atau dua jam pasca-tinggal landas.
"Anda menghidupkan pesawat untuk masuk taxi (berjalan di darat dari/ke runway), tinggal landas, terbang naik, lalu terbang mendatar (cruise)," kata Quest seperti dikutip CNN.com.
Menurut dia ketika pesawat dalam posisi terbang mendatar (cruising) maka ini adalah titik penerbangan yang paling aman.
"Seharusnya tak boleh ada kesalahan di titik ini. (Ketika) Pesawat di ketinggian untuk autopilot, para pilot melakukan pembetulan kecil dan mengubah ketinggian terbang begitu mesin pesawat membakar bahan bakar. Pesawat naik makin tinggi dan tinggi sehingga muncul ancaman ekstrem yang terjadi pada titik ini."
Ada yang menyebutkan ini mungkin karena Boeing 777-200 bermesin Trent buatan Rolls-Royce, Inggris, yang hilang itu dianggap sudah terlalu tua mengingat sudah 11 tahun beroperasi.
Tapi Quest menyebut pesawat itu tidak terlalu tua. "Malaysia memiliki 15 unit 777-200 dalam armadanya, MAS adalah maskapai yang amat berpengalaman menjadi operator pesawat jenis ini. MAS adalah maskapai yang bereputasi tinggi dengan catatan keamanan sangat bagus," sambung dia.
Butuh tiga atau empat menit bagi sebuah pesawat untuk rontok di angkasa ketika pesawat melewati batas ketinggian jelajah. Quest tak bisa memastikan apakah MH370 hancur di udara atau menukik untuk tenggelam di laut.
Namun, menurut dia, jika pesawat ini ditemukan, maka penyelidik bisa menganalisis apakah kecelakan telah terjadi, karena faktor kesalahan mesin dan struktural, kebakaran atau terorisme.
Sementara itu Greg Feith, mantan penyelidik pada Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) menyebutkan pilot semestinya masih bisa melaporkan keadaan pesawat sekalipun mesin tidak berfungsi.
Feith menyatakan dari sertifikasinya, pesawat bernomor penerbangan MH370 itu semestinya memiliki baterai cadangan yang bisa tetap memfungsikan instrumen-instrumen dan peralatan komunikasi penerbangan sampai pesawat tiba dengan selamat.
"Anda boleh saja kehilangan semua generator, Anda boleh saja mendapati kedua mesin pesawat tidak berfungsi, tapi baterai cadangan yang hanya akan bekerja pada waktu tertentu diperuntukkan bagi situasi darurat."
Feith menunjuk kemungkinan ada masalah tekanan terhadap pesawat.
"Jika Anda menghadapi masalah tekanan di atas batas ketinggian, yaitu dekompresi katastropik, maka time useful consciousness (waktu ketika pilot bisa beroperasi dengan pasokan oksigen yang cukup) di ketinggian 30.000-40.000 kaki adalah hanya dalam hitungan detik."
Ada spekulasi yang menyebutkan Penerbangan MH370 yang membawa 227 penumpang dan 12 awak menghujam bumi di suatu tempat di Vietnam atau bahkan di atas Laut Cina Selatan.
"Mengingat komunikasi sungguh modern yang melekati (Boeing) 777, sangat tidak mungkin pesawat ini mendarat di suatu tempat tanpa bisa dikontak," kata Mary Schiavo, mantan Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan AS kepada CNN.
Menurut dia, pesawat ini dilengkapi beberapa cara untuk memberitahukan keberadaannya, diantaranya rambu otomatis yang memberitahukan keberadaan pesawat.
Dia melanjutkan, beberapa cara bisa digunakan untuk mengontak pesawat, yaitu lewat radio atau GPS, serta komunikasi komputer dalam kokpit.
"Namun tidak lancarnya komunikasi menunjukkan bahwa hal yang amat sial telah terjadi, kendati itu tidak berarti ada yang membutuhkan bantuan dan penyelamatan," sambung dia.
Sementara itu Schiavo mengingatkan jika untuk beberapa hal, pemancar sinyal pesawat tidak beroperasi, maka dipastikan pencarian pesawat akan jauh lebih rumit dan memakan waktu lama.
"Jika pemancar itu tak berfungsi maka dengan terpaksa (kecelakaan ini) ada kemiripan dengan (kecelakaan) pesawat Air France yang terbang dari Brasil ke Paris dan hilang di Samudera Atlantik. Pesawat itu amat sulit dijejak karena dalamnya samudera," kata dia.
Penerbangan 447 Air France --menggunakan Airbus A330-- jatuh ke Samudera Atlantik pada 1 Juni 2009 dengan menewaskan 228 penumpangnya.
Perlu empat kali pencarian selama hampir dua tahun untuk memetakan tempat jatuhnya pesawat ini dan mencari mayoritas jenazah yang karam di gunung bawah laut.
Berbagai laporan kecelakaan pesawat menunjukkan, para pilot sering tak bisa mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan sensor kecepatan pesawat atau membenarkan lintasan pesawat saat gangguan mulai terjadi.
Pakar penerbangan Jim Tilmon mengatakan Boeing 777-200 adalah pesawat canggih dengan catatan keamanan yang baik sekali.
"Satu-satunya kecelakaan fatal yang terjadi adalah hancurnya pesawat Asiana di San Francisco (tahun lalu)," kata dia kepada Anderson Cooper dari CNN. "Ada satu lagi Boeing 777 yang bermasalah tapi tak seorang pun yang terluka. Kecelakaan (MH370) ini amat mengejutkan."
sumber: cnn.com
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014